“yaudah bi, Senja pamit pulang dulu. Nanti kesini lagi sama ibu juga.”
Selesai berpamitan Senja pulang naik angkutan umum di depan rumah sakit. Ia akan kembali lagi menemui Raina nanti. Tepat saat Senja melihat ke arah depan, sebuah mobil box melaju ke arah angkutan yang ditumpangi Senja.
Semua yang ada di dalam angkutan menjerit ketakutan saat mobil box itu hampir menabrak mereka. Sang supir membelalakkan mata saat angkutannya terguling dan merusak kerangka angkutan.
Sang supir kehilangan kesadaran saat itu juga. Para penumpang juga banyak yang kehilangan kesadaran.
Ambulan dan mobil polisi berdatangan di lokasi kejadian. Seorang gadis berlumuran darah dibawa ke dalam ambulan tersebut. Wajahnya terluka parah akibat pecahan kaca yang menimpanya.
Begitu sampai di rumah sakit, pasien langsung dibawa ke UGD. Pihak rumah sakit mencoba untuk menghubungi keluarga korban.
Rangga baru tiba di rumah sakit dimana adiknya dirawat. Ia melihat seorang korban kecelakaan dibawa ke UGD. Ia merasa mengenali baju yang dipakai korban tersebut.
Ia bertanya pada salah satu perawat yang membawa korban kecelakaan tadi. “sus, boleh saya liat korban tadi?” tanyanya pada salah satu perawat yang mencoba menghubungi keluarga pasien.
“apa mas mengenal korban tadi? Kami sedang mencoba menghubungi keluarga pasien namun tidak ada jawaban dari keluarganya.” rangga yang merasa yakin jika ia mengenal pun mengajukan diri untuk melihat pasien.
Karena tidak dapat menemui korban, Rangga meminta untuk diperlihatkan barang-barang milik korban.
Betapa terkejutnya Rangga saat mengetahui sebuah gantungan kunci yang ada pada hp korban mirip dengan yang dimiliki Raina. Ia tidak percaya dengan yang ada di hadapannya saat ini.
Baca Juga: Cerpen Anak Seri Bona: Kisah Ita dan Ati, Murid Baru yang Kembar Identik di Kelas Bona
Baru tadi malam ia berpamitan pulang, sekarang justru dikejutkan dengan kenyataan ini. Bagaimana ia menceritakan pada adiknya tentang sahabatnya?
Rangga bergegas ke rumah orang tua Senja. Begitu sampai di rumah orang tua Senja, Rangga dibuat tidak percaya lagi dengan yang ia lihat.
