Senja mendekati Raina yang masih setia tersenyum padanya. Begitu sampai di samping Raina, ia ragu untuk memeluk. Ia menundukkan kepalanya.
Tangisnya pecah saat itu juga. “kenapa nggak cerita, Rai? Kenapa?” ibu Asih yang berdiri di samping Senja mendekat dan memeluk sahabat dari putrinya. Berusaha menenangkan Senja dengan usapan hangat pada pundak Senja.
“lusa Raina harus operasi, Ja. Bibi minta doanya ya?” separah apa sakit Raina saat ini? Senja takut Raina pergi meninggalkannya.
Tidak Senja, Raina akan baik-baik saja. Batin Senja memohon. Apa yang akan dilakukan Senja jika tidak dengan Raina? Selama 10 tahun bersama, pasti akan sulit bagi mereka saling melepas.
Baca Juga: Ramai Tagar Save Rocky Gerung Menggema Di Twitter: Lanjutkan Perjuangan Bila Esok Saya di Habisi!
Malam ini, Senja ingin bersama Raina. Menjaga sahabatnya untuk menebus kesalahan yang ia perbuat pada Raina.
Senja yang selama ini mengabaikan keluhan Raina semakin dibuat bersalah melihat kenyataan dihadapannya saat ini. Ucapan Rangga saat di perjalanan tadi seakan pedang yang menusuk.
Senja dan bibi Asih masih setia terjaga. Mereka terdiam satu sama lain. Seakan tidak boleh ada yang bicara disaat Raina terpejam.
Rangga ijin pulang karena rumah tidak ada siapapun. Senja mengangguk saat Rangga berpamitan padanya.
Pagi itu dilalui Senja dengan ikhlas.
Ia merawat Raina dengan penuh tanggung jawab. Dari makan sampai ke kamar mandi, selalu Senja yang membantu. Bibi Asih sampai tersenyum heran. Padahal Raina adalah anaknya, tapi justru Senja yang kerepotan merawat Raina.
“Ja, kamu pulang dulu aja. Nanti siang kesini lagi.”
“enggak bi. Senja disini sampai Raina selesai operasi besok.“
“Ja? Aku gapapa ditinggal sama kamu sebentar, kok. Kamu pulang dulu. Tapi nanti kesini lagi, oke?” saran Raina disetujui oleh Senja. Raina tersenyum pada sahabatnya sebelum Senja pulang.
