“waalaikumusalam Senja. Alhamdulillah ya kamu udah pulang. Raina selalu murung setiap hari karena kamu nggak pulang-pulang, tau, Ja. Bukan cuma Raina, tanaman ibu juga murung karena Raina nggak mau menyapa setiap pagi lagi.” jelas ibu Raina pada Senja mengenai kondisi hidup putrinya selama dua bulan terakhir.
Senja tertawa mendengar cerita bibi Asih.
Raina menyiapkan makanan untuk Senja. Ia sibuk di ruang makan sedangkan Senja masih mendengarkan bibi Asih bercerita panjang lebar dengan sesekali tertawa karena ceritanya lucu.
Makanan yang disiapkan Raina sudah siap. Mereka bertiga makan bersama dengan suka cita.
Seorang lelaki dengan kaos oblong serta wajah yang kucel menyembulkan kepalanya di balik pintu dapur. “eh, si Senja udah pulang. Kok kurusan gitu sekarang? Si Raina aja makin gemuk gitu. Hahaha.”
ledek lelaki yang berstatus kakak kandung dari Raina Alamanda. Raina yang mendapat ejekan dari sang kakak mendengus sebal. Ia melempari Rangga tisu makan kotor namun Rangga berhasil mengelak.
“halo kak Rangga? Gabung makan kak.” sapa Senja pada Rangga dengan sopan.
Tanpa disuruh pun, Rangga akan otomatis bergabung karena memang ia sudah lapar. Tidur seharian di akhir pekan memang hal yang lumrah bagi seorang Rangga yang pengangguran.
Rangga duduk di kursi yang kosong. Kemudian mengambil nasi dan dituangkan pada piring milik Senja.
Senja merasa tidak enak jika menolak. “biar gemuk.” kata Rangga. Senja dengan ragu menghabiskan nasi yang dituangkan Rangga padanya.
Kini, Senja dan Raina berbaring di atas ranjang milik Raina. Mereka memejamkan mata ditemani lantunan lagu ‘best friend’ milik iKON.
Baca Juga: Cerpen Nasional: Harmoni Suara Kemerdekaan, Simak Ceritanya!
Mereka pengagum K-Pop yang sama. “kamu nggak sakit kan, Ja?” ucapan Raina membuat Senja membuka matanya.
Ia menatap Raina yang masih memejamkan mata. Disaat Senja akan angkat bicara, bunyi ringtone hp Senja menjeda aktivitasnya.
