GENMUSLIM.id – Islamophobia telah lama menjadi bayang-bayang gelap yang merusak ikatan sosial antar umat manusia.
Ketika Islamophobia muncul, ia menggiring seseorang untuk melihat dunia hanya melalui lensa ketakutan, tanpa melihat apa yang sesungguhnya ada di baliknya.
Islamophobia merambat seperti virus yang menyerang perasaan dan pikiran tanpa disadari, membentuk ketakutan terhadap yang tak dipahami.
Di sebuah kota yang sibuk, hidup seorang pemuda bernama Adam. Sejak kecil, ia selalu mendengar cerita tentang betapa berbahayanya “orang Islam”, yang sering kali menjadi bahan perbincangan negatif di lingkungan sekitar.
Islamophobia begitu mengakar dalam pikiran orang tuanya, membuatnya merasa cemas dan waspada terhadap segala yang berbau Islam.
Namun, Adam selalu merasa ada yang kurang dalam pemahaman itu. Dalam hatinya, ia merasa belum pernah benar-benar bertemu dengan mereka—orang-orang yang dianggap “berbahaya” oleh banyak orang di sekitarnya.
Suatu hari, di tengah perjalanan pulang dari sekolah, Adam bertemu dengan seorang pria paruh baya yang duduk di pinggir jalan, terlihat terengah-engah.
Pakaian pria itu sederhana, dengan janggut panjang yang menambah kesan tenang pada wajahnya.
Meskipun Adam awalnya ragu, ia merasa tidak bisa mengabaikan begitu saja.
Tanpa berpikir panjang, ia mendekat dan bertanya, “Apakah Anda membutuhkan bantuan?”
Pria itu tersenyum lemah. “Terima kasih, nak,” jawabnya dengan aksen yang kental. “Aku hanya sedikit kelelahan.”
Baca Juga: Cerpen Islami Jejak Hafiz Muda: Meniti Impian di Tengah Cobaan Kehidupan yang Tiada Habisnya
Adam memutuskan untuk duduk dan berbicara dengannya. Tanpa disadari, percakapan mereka mengarah pada topik yang lebih dalam, tentang agama, kehidupan, dan pandangan dunia.