"Tidak!" jawab Deni singkat.
"Kalau begitu kamu boleh duduk di kursi yang kosong itu," kata Pak Joko mempersilahkan Deni duduk.
Deni berjalan menuju tempat duduknya. la memperhatikan semua siswa dan siswi yang penampilannya begitu rapi. Semua pakaian seragam dimasukkan ke dalam celana dan rok serta di pinggang mereka melingkar ikat pinggang hitam.
Pada saat jam istirahat, Deni memutuskan untuk mengelihngi sekolah barunya. Namun, langkahnya terhenti di depan sebuah pintu.
Di balik pintu itu terdengar dentingan piano yang sangat merdu dan menenangkan hati. la penasaran dan kemudian membuka pintu tersebut.
"Hai!" sapa Putri dengan lembut.
"Hai!" Deni tersenyum sambil membalas sapaan Putri.
Putri memperhatikan penampilan cowok itu dengan terheran-heran.
"Eh, kamu murid baru, ya? Rasanya aku belum pernah
melihatmu!" kata Putri.
"Yah, baru masuk hari ini," kata Deni sambil tersenyum kecil.
"Kalau begitu, selamat datang!" kata Putri sambil terus memainkan piano.
"Gak usah bersikap ramah, deh!" kata Deni sambil membuang mukanya.
Kata-kata Deni membuat Putri kaget dan heran, "Kenapa?"
Deni menatapnya tajam. "Kau akan tahu satu atau dua minggu lagi, saat kau mengucapkan selamat tinggal kepadaku!"
Setelah itu Deni membalikkan badannya dan berjalan keluar dari ruangan itu. Sementara Putri hanya tertawa perlahan mendengarkan ucapan cowok itu. Baru kali ini ia bertemu cowok yang sikapnya lain dari yang lain.