“Lho, kok, bukannya sepatu Kak Silmi yang hilang?” tanya Rifa terkejut.
“Bagaimana kamu bisa mengira itu sepatunya Silmi yang hilang?”
Rifa pun menyebutkan ciri-ciri sepatu Silmi secara detail. Pak Budiman jadi curiga kepadanya.
“Coba Rifa, sebutkan siapa yang memberitahu kamu kalau pelakunya adalah Ati?” tanya Pak Guru lagi.
“Karena saya tahu pak, sebelumnya pernah ada kasus sepatu hilang, dan saya pernah lihat Kak Ati dimarahi sama Bapak sore-sore waktu ada Kak Bona juga.” Rifa menimpali.
“Rifa, apa kamu yakin pelaku yang sekarang memang Ati?” tanya Pak Budiman sekali lagi.
“Iya, saya yakin Pak!” jawab Rifa tanpa ragu.
Baca Juga: Cerpen Islam: Pemahaman yang Bijak dalam Surat Al-Kafirun
“Coba Rifa lihat ini,” pinta Pak Budiman sambil menunjukkan sebuah video dalam ponselnya. Bona, Silmi, dan Ati pun ikut melihatnya.
Di dalam video itu, tampak Rifa celingukan sebelum tangannya mengambil sepasang sepatu milik Silmi dan disembunyikan dulu di kantung kresek. Tak lama saat pulang sekolah, tampak juga Silmi yang masuk ke kelas 5 bertepatan dengan itu, Rifa segera memasukkan kantung keresek ke dalam tasnya.
Rifa langsung pucat pasi. Dia tidak menyangka kelakuannya terekam dalam video.
“Setelah kasus Ati kemarin, sekolah ini akhirnya punya CCTV, Nak. Jadi semuanya bisa terlihat dengan jelas. Kenapa kamu melakukan itu Rifa?” tanya Pak Budiman tidak ingin salah menghakimi.
Awalnya Rifa tidak mau menjawab, tetapi Silmi berkata sinis bahwa ternyata Rifa selain pencuri juga tukang fitnah.
Mau tak mau Rifa berkata jujur.
Baca Juga: Cerpen Keluarga: Malam Minggu Seru Bersama Bapak dan Sebuah Cerita Nostalgia Tentang Masa Muda
