“Maksud Kakak apa?” tanya Ati keheranan.
“Alah jangan pura-pura nggak tahu kamu! Semua orang sudah tahu kalau kamu suka mengambil sepatu dan melemparnya ke sumur belakang. Pasti sekarang kamu juga pelakunya kan?” tuduh Silmi kasar.
“Ada apa ini, Kak?” tanya Bona mendekat ketika melihat temannya dituduh.
“Hei Bona, sepatu kamu pernah hilang juga kan gara-gara Ati? Bisa kamu tunjukkan nggak di sumur mana semua sepatu itu ditemukan?” tanya Kak Silmi.
“Bisa, tapi apa benar sepatu Kakak ada di situ?” tanya Bona memberi isyarat agar kakak kelasnya itu tidak salah tuduh orang.
“Sudah, tunjukkan saja jalannya!” perintah Kak Silmi memaksa Bona.
Bona pun menuruti kemauan Kak Silmi diikuti oleh sang kakak kelas dan seorang temannya serta Ati, Ita, Ayu, dan Rijal.
Beberapa teman yang tidak ikut tampak sedang bergosip di kelas membicarakan kejadian yang baru saja terjadi.
Baca Juga: Cerpen Islam: Kisah Kekuasaan dan Kebaikan dalam Asmaul Husna Al Malik
Setelah Bona sampai ke sumur itu, Bona segera melihat ke sumur. Namun tidak ada tanda-tanda sepatu di dalamnya.
Tiba-tiba Pak Jono menghampiri dan bertanya pada mereka, “Ada apa pada ngumpul di sini?”
“Kita lagi nyari sepatu yang hilang lagi Pak, kali aja ada di sini,” jawab Rijal mendahului Bona.
Pak Jono pun segera mengintip ke sumur dan menjatuhkan ember bertali panjang. Namun hasilnya tetap nihil.
Tidak ada sepatu di sumur itu.