Melakukan monolog bersama diriku sendiri di sela-sela perjalanan kehidupan.
Satu hari kadang aku merasa bisa berlari begitu cepat, tapi satu hari kemudian kadang aku berjalan begitu lambat.
Baca Juga: Cerpen Teknologi: Kisah Perjalanan ARM dari Laboratorium ke Pusat Teknologi Dunia
Di tengah-tengah perjalanan kadang tak selalu mulus, selalu ada saja yang membuat langkah terhambat dan merasa berat.
Percakapan-percakapan kecil di tengah perjalanan terjadi antara aku dengan diriku sendiri.
Kira-kira masih sanggup berapa lama lagi kaki ini berjalan?
Apa jangan-jangan nanti tiba-tiba tumbang duluan sebelum sampai tujuan?
Saat aku berjalan ternyata sendalku putus di tengah jalan.
Baca Juga: Cerpen Islam: Aisyah dan Pesan Kebajikan dari Surat At Tin
Aku kebingungan, langkahku jadi tidak karuan.
Satu-satunya sendal yang kupunya untuk melakukan perjalanan kehidupan, tiba-tiba putus membuatku nyaris kehilangan harapan.
Percakapan itu kembali terjadi pada diriku.
Bagaimana? Apakah kita harus berhenti di sini?
Mengakhiri apa yang selama ini sudah berusaha kita jalani?
Atau tetap berjalan tak peduli sendal yang putus.
Akhirnya aku memilih untuk berjalan terus, mencoba melanjutkan perjalanan meskipun sendalku itu sempat putus.
Artikel Selanjutnya
Cerpen Series Bunga: Mawar Bunga Favorit dan Kesayangan Ibu Selalu Dirawat Sepanjang Waktu
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Cerpen Series Bunga: Mawar Bunga Favorit dan Kesayangan Ibu Selalu Dirawat Sepanjang Waktu
-
Cerpen Series Bunga: Setangkai Bunga Matahari untuk Ali Sebagai Bukti Kesetiaan Cinta Seorang Kinara
-
Cerpen Series Bunga: Pesan-Pesan Indah di Balik Teratai dan Sebuah Cara Galuh Untuk Mengenang Bapak
-
Cerpen Inspiratif: Waktu Tak Terulang Menjadi Penyesalan Candra dan Sebuah Pesan Dari Bapak
-
Cerpen Keluarga: Malam Minggu Seru Bersama Bapak dan Sebuah Cerita Nostalgia Tentang Masa Muda