Setelah pasukan itu pergi, Ade Irma Nasution segera dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Dasat (RSPAD) untuk diberi pertolongan.
Adegan demi adegan bagaimana para Jenderal itu diculik dan diperlakukan kejam di Lubang Buaya membuat suasana semakin mencekam.
Bona beberapa kali mengucapkan istighfar melihat gambaran bagaiamana kejadian itu terjadi.
“Di ceritanya sudah mengenaskan seperti itu, bagaimana perasaan keluarga korban saat kejadian itu terjadi ya?” bisik Bona.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif: Sebuah Kisah Kakak Beradik Baya dan Bara Menjalani Hidup Sebagai Pengamen Jalanan
Menjelang akhir video, diceritakan kembali kondisi Ade Irma Nasution yang masih terbaring di rumah sakit.
“Kuat sekali dia, masih usia lima tahun, tetapi sanggup bertahan selama itu.” Lagi-lagi Bona berbisik.
Setelah enam hari dirawat di RSPAD, Ade Irma Nasution bilang kepada kakaknya yang sedang menangis melihat kondisi adiknya.
“Kakak jangan menangis, adik sehat,” ucap Ade Irma Nasution pada kakaknya.
Ade Irma Nasution juga bertanya kepada sang ibu dengan suara lemahnya, “Mama, kenapa Ayah ditembak?”
Tak lama setelah itu, Ade Irma Nasution pun menghembuskan napas terakhirnya.
Saat adegan itu, Bona tanpa sadar menitikkan air mata, begitu juga teman-temannya yang lain termasuk Dewi yang tadinya malas belajar Sejarah.
Baca Juga: Cerpen Keluarga: Malam Minggu Seru Bersama Bapak dan Sebuah Cerita Nostalgia Tentang Masa Muda
Mereka membayangkan betapa sakitnya terkena peluru apalagi tiga tembakan itu mengenai punggung seorang anak kecil yang usianya jauh lebih kecil dari mereka.
Setelah film selesai diputar, Pak Rudi tersenyum sejenak.