"Bagaimana kalau besok sebelum jam pulang sekolah kalian diam-diam mengamati sumur ini, karena Bapak juga sering menemukan sepatu di jam-jam terakhir sebelum pulang," saran Pak Jono yang kemudian disetujui oleh Bona dan teman-temannya.
Keesokan harinya, jam terakhir adalah pelajaran Pendidikan Pancasila. Bona meminta izin kepada Pak Budiman sambil menceritakan apa yang sudah mereka rencanakan kemarin sore bersama penjaga sekolah.
“Niat kalian sudah baik, tetapi bagaimana kalau Bapak sarankan kalian mengawasi rak sepatu saja, jadi tidak harus meninggalkan pelajaran. Biar Pak Jono yang jaga di sumur,” saran Pak Budiman.
Bona dan Rijal beradu pandang dan membenarkan kata-kata Pak Budiman. Bagaimanapun juga ini masih jam pelajaran dan tugas utama mereka memanglah belajar.
“Baiklah Pak, tapi bolehkan saya izin menyampaikan ini kepada Pak Jono?” tanya Bona lagi.
“Tentu saja, jangan lama-lama ya, pelajaran akan segera dimulai.” Pak Budiman mengingatkan Bona agar tidak sampai tertinggal materi.
Bona segera menyampaikan hal tersebut kepada Pak Jono yang sedang mengecek atap gudang sekolah.
Penjaga sekolah memaklumi pesan dari guru Pendidikan Pancasila tersebut, dan setelah Bona meninggalkannya Pak Jono segera bersiap menuju ke balik pohon nangka yang tak jauh dari sumur.
Baca Juga: Kunci Sukses dari Kyai Hamid Pasuruan, Mantan Menteri Pendidikan Buktikan Kebenarannya - Hal 3
Ketika Bona hampir sampai di depan kelas, dia mundur kembali karena melihat sesuatu.
Seorang anak yang dikenalnya, sedang memilih dan membawa sebelah sepatu dari rak besi di depan kelas.
Dia pun menyembunyikan sepatu itu di dekapannya dan berjalan cukup cepat ke arah halaman belakang sekolah.
Bona yang tadinya tidak ingin tertinggal pelajaran, terpaksa harus mengikuti anak itu secara diam-diam.