Baca Juga: Kisah Inspiratif: Mahasiswa Buddha Hadiri Pengajian, Gus Iqdam: Kamu Datang Tidak Harus Syahadat
Saat sepatu itu hendak dilemparnya ke sumur, Pak Jono keluar dari persembunyiannya.
“Nah, ketahuan!” sergah Pak Jono.
Bersamaan dengan itu, Bona pun sampai di sana,
“Ati, kenapa kamu melakukannya?” tanya Bona penasaran.
“Bona!” pekik Ati terperangah. Ati yang sudah ketahuan tidak bisa melakukan apa-apa.
Akhirnya dia hanya berwajah masam dan berkata, “Aku kesal, karena semenjak kejadian Ayu waktu itu, kalian jadi menjauhiku. Aku jadi tidak punya teman lagi padahal aku sudah tidak mengejeknya lagi.”
“Tapi bukankah dengan melakukan ini, mereka malah akan semakin marah padamu?” tanya Bona mencoba memberi pengertian kepada teman kelasnya itu.
Ati tidak menjawab apa-apa, meskipun wajahnya menunduk, tapi bulir air matanya tampak jelas di kedua pipinya.
Baca Juga: Merasa Hina Aib Dibuka Orang Lain? Amalkan Doa ini Agar Allah SWT Menutupinya, Muslim Wajib Tahu!
“Begini saja, Bapak tidak akan melapor ke sekolah, asalkan Neng Ati berhenti berbuat seperti ini. Teman-teman yang lain tidak usah tahu,” tawar Pak Budiman tiba-tiba muncul dari belakang Bona.
“Pak Budiman?!” ujar Bona kaget sekaligus merasa bersalah karena terlalu lama meninggalkan kelas.
“Tadinya Bapak heran karena Bona lama sekali berada di luar kelas. Apalagi tadi kamu terlihat kembali lagi ke sini, jadi kupikir pasti ada apa-apanya, makanya Bapak susul. Jadi seperti ini kejadiannya,” jelas Pak Budiman kepada Bona, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Ati.
“Bagaimana Ati? Kamu mau tetap di sini dan Bapak laporkan ke sekolah, atau kembali ke kelas?” tanya Pak Guru dengan nada yang cukup memaksa.