GENMUSLIM.id- Bona dan teman-temannya sedang dalam jam istirahat sekolah, mereka mengerubungi seorang pedagang es susu buah di depan gerbang.
Jajanan itu belakangan ini sedang digemari anak sekolah dasar karena selain rasanya yang enak, harganya juga murah.
Karena Bona datang belakangan, dia menjadi orang terakhir yang dilayani oleh sang pedagang.
“Kamu kenapa lambat Bona, biasanya yang paling duluan, kan susu buah ini kesukaanmu,” celetuk Haidar. Pedagang susu buah pun tersenyum mendengarnya.
Baca Juga: Hindari Kebiasaan Memberikan Teh pada Si Kecil. Begini Kata Dokter Spesialis Anak
“Nggak apa-apa, aku bingung. Aku ingin beli tapi uangnya kurang soalnya tadi dipakai buat nolong bapak-bapak yang motornya kempes di jalan depan,” jawab Bona lesu.
“Nih, aku pinjamin kamu uang, tapi recehanku sudah kubelikan susu, yang ada tinggal uang dua puluh ribuan. Kamu pakai saja dulu, nanti kembaliannya kasih ke aku ya!” kata Haidar sambil berlari duluan menuju kelas.
“Terima kasih Haidar, besok aku bayar!” teriak Bona.
Bona pun membeli dua batang es susu buah seharga empat ribu rupiah.
Saat sedang menunggu uang kembalian, seorang anak sekolah menengah juga datang untuk membeli.
Akan tetapi, cara anak itu membeli sungguh tidak sopan. Bona merasa tidak nyaman melihatnya.
“Cepetan dong Pak! Gitu aja lelet, pantesan nggak kaya-kaya, kerjanya aja lambat!” keluh sang remaja sambil menggerutu dan raut muka yang kesal.
“Kak, nggak boleh gitu. Tidak sopan!” Bona mencoba mengingatkan, meskipun ada rasa takut dalam dirinya.