“Ayah, lihat orang itu! Dia meniru usaha Ayah, pantas saja es susu buah Ayah sekarang kurang laku, semua pasti gara-gara orang ini! Tapi Ayah tenang saja, aku sudah memarahinya tadi!” ucap remaja itu dengan lantang dan bangga.
Sang Ayah pun menoleh ke arah yang ditunjuk si remaja. Pengendara motor itu pun segera membuka helmnya dan turun dari motor. Ia berseru, “Pak Direktur!”
Si remaja pun terperangah dan menjadi bingung.
“Maafkan anak saya kalau dia sudah kurang ajar kepada Bapak,” ujar pengendara motor itu dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Baca Juga: WAH! BAWASLU RI Komentari Pertanyaan Bupati Banyumas: Terkesan Menggiring Opini, Baca Selengkapnya
“Ayah kenapa minta maaf, harusnya dia yang minta maaf karena membuat usaha Ayah jadi sepi pembeli!” protes anak berperawakan tinggi itu.
“Apa kamu tahu siapa penjual susu buah ini?” tanya sang Ayah dengan nada rendah. Putranya hanya mengangkat bahu dengan acuh.
“Bapak ini adalah bosnya Ayah, beliaulah pemilik perusahaan susu buah tempat Ayah bekerja. Beliau datang kemari untuk melakukan penelitian pasar karena di wilayah kita sepi pembeli,” terang lelaki bertubuh tegap itu.
Wajah anak itu menjadi merah karena malu. Dia menyesal karena telah bersikap memalukan seperti tadi.
“Ketahuilah, putramu tadi juga telah mendorong bocah SD ini sampai jatuh,” kata Pak Direktur.
Lelaki pemilik motor besar itu pun terkejut saat melihat wajah Bona.
“Kamu yang kasih uang ke saya tadi pagi, kan?” tanyanya memastikan penglihatannya.
“Oh, iya Pak,” jawab Bona yang baru ingat setelah memperhatikan motor milik bapak-bapak itu.