Baca Juga: Lima Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Terbaik yang Ada di Nusa Tenggara Timur. Penuh Pesona Indah !
“Tidak mungkin! Masa anak kecil itu memberi uang untuk Ayah?!” pekik sang remaja tidak percaya.
“Itu benar, tadi motor Ayah kempes, namun Ayah lupa bawa uang. Jika bukan karena anak ini, pasti Ayah sudah terlambat masuk kantor dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan supplier penting,” jawab sang Ayah penuh syukur.
Remaja itu tak dapat berkata apa-apa lagi, dia merasakan malu yang sangat hebat. Tampak sulit baginya untuk sekedar mengangkat wajah.
“Wah, saya baru tahu kalau ternyata nasib perusahaan saya telah diselamatkan oleh seorang anak SD. Terima kasih ya, siapa namamu?” tanya Penjual susu buah itu.
Baca Juga: Cerpen Tabir Waktu: Arka, Awan, Antara Kenangan dan Harapan
“Namaku Bona, Pak!”
“Baiklah, sebagai rasa terima kasihku, aku akan mengganti uang susu buahmu yang jatuh tadi dan juga ini,” kata Pak Direktur sembari memberikan dua lembar uang dua ribu rupiah dan juga sekantung kresek besar susu buah kepada Bona.
“Wah, banyak sekali Pak! Tapi bukankah Bapak sedang berjualan, nanti malah rugi,” tanya Bona.
“Tenang saja, Bapak masih punya sepabrik. Ha...ha...ha...ha...ha!” gelaknya dan juga disambut dengan senyuman Bona.
Sementara itu remaja tadi tampaknya juga menginginkan susu buah seperti Bona.
“Kenapa, kamu juga mau? Sebaiknya kamu periksakan dulu gigimu, kulihat tadi kamu sepertinya merasa ngilu saat mencicipi susu buah yang dingin ini,” ujar Pak Direktur memperingatkan.
“Benarkah? Kalau begitu saya akan membawanya ke dokter gigi.” Ayah remaja itu kemudian meminta putranya sekali lagi meminta maaf kepada Pak Direktur dan juga Bona.
Meskipun malu, akhirnya remaja itu meminta maaf pada mereka berdua. Kepada Bona, dia juga berterima kasih karena Bona menolong ayahnya. Remaja itu berkata bahwa ayahnya adalah sosok yang sangat dibanggakannya.