Baca Juga: Hindari Kebiasaan Memberikan Teh pada Si Kecil. Begini Kata Dokter Spesialis Anak
“Ck, diam kamu, masih kecil juga!” bentaknya pada Bona
“Sebentar ya Dek!” jawab Pak Pedagang itu kepadanya setelah menyerahkan uang kembalian kepada Bona.
Penjual susu buah itu segera melayani si anak remaja sesuai pesanannya.
Begitu remaja tersebut menggigit es, raut mukanya terlihat terkejut dan tangannya mengurut-urut pinggir dagu.
Baca Juga: Setelah Menikah : Ibu Rumah Tangga VS Wanita Karir, Haruskah Kita memilih?
“Nggak enak! Masih enakan juga punya Ayahku. Bapak pasti meniru usaha Ayahku, kan? Sudah, besok nggak usah jualan lagi, nggak enak tahu! Bikin gigi sakit aja,” keluhnya.
Seketika itu juga es yang sedang dipegangnya dilemparkan tanpa melihat kemana dia melempar.
Sayangnya es itu mengenai celana seragam Bona yang saat itu baru saja berjalan meninggalkan lapak pedagang es. Karena terbuat dari susu, es yang mudah lumer itu pun membentuk noda yang cukup besar di celana Bona.
“Aduh celanaku!” celetuk Bona seketika.
“Kenapa? Nggak suka? Mau ngelawan? Dasar anak manja gitu aja protes!” bentak anak itu sambil mendorong Bona hingga tersungkur ke gerbang sekolah.
“Hey, Nak, jaga sikapmu! Perilakumu itu sungguh tidak baik!” seru penjual es susu buah itu sambil membantu Bona berdiri.
Sebuah motor besar kemudian lewat dan berhenti di depan mereka. Pengendara itu membuka kaca helmnya dan bertanya pada si anak remaja.
“Ada apa ini, Nak?” tanya pria pengendara motor yang ternyata adalah ayah si remaja.