Mereka bertiga pun segera menghampiri rumah Pak Jono yang masih ada di dalam komplek sekolah.
Rupanya, Pak Jono sedang berada di depan rumahnya. Tanpa basa-basi, mereka bertiga segera mengadukan perihal kehilangan sepatu.
"Aneh sekali, ini sudah keempat kalinya ada murid yang kehilangan sebelah sepatu," gumam Pak Jono.
"Wah, benarkah itu? Siapa ya yang menyembunyikannya?" Ita mengucapkan apa yang dipikirkannya.
"Aku yakin, pasti dia orang iseng, kalau tidak kenapa cuma sebelah?" Rijal mengambil kesimpulan.
Tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Pak Jono kemudian masuk ke rumah dan keluar lagi dengan sebuah lampu senter di tangannya.
Ia berjalan menuju pinggir sumur dan menyinari bagian dalamnya. Sesaat kemudian, diambilnya sebuah ember dengan tali yang panjang kemudian melemparnya.
Tak lama, ember itu ditarik kembali dan tampaklah sepatu Bona di dalamnya dalam keadaan basah.
"Waduh, siapa yang melakukan ini ya? Apa mungkin si ayam jago?" gumam Bona.
"Kamu pikir ini acara kartun?" ledek Ita sambil terkekeh.
"Kalau ayam tidak mungkin melempar sepatu ke sumur. Bapak juga sudah beberapa kali ini menemukan sendal atau sepatu di sumur," Pak Jono menimpali.
Ketiganya tertegun sejenak.