Cerpen Inspiratif Islami: Bersua dalam Ranah Cinta

Photo Author
- Sabtu, 15 Juli 2023 | 05:28 WIB
Ilustrasi cerpen inspiratif Islami dengan judul 'Bersua dalam ranah cinta' (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay/congerdesign)
Ilustrasi cerpen inspiratif Islami dengan judul 'Bersua dalam ranah cinta' (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay/congerdesign)

Kelas 1 SMA, aku menjalin hubungan kasih dalam waktu lebih kurang 8 bulan. Kelas 2 SMA, bersama lelaki yang berbeda dengan waktu yang cukup lama, sekitar 1 tahun 4 bulan. Dan yang terakhir kelas 3 setelah Ujian Nasional berlalu, aku berpacaran dengan lelaki yang lain lagi yang tidak sampai 2 bulan.

Tak adakah sesuatu yang mengingatkanku ketika itu? Jelas, ada. Guru-guruku selalu mengawasi dengan jeli, namun celah itu tetap ada.

Pernah suatu ketika ada yang melaporkanku ke pihak kedisiplinan, yang membuatku dikenai sanksi dan menjalani pembinaan selama tiga hari lamanya, aku harus mengenakan pakaian hitam putih kala itu.

Seutuhnya aku sangat malu di saat-saat seperti itu, seolah-olah aku menunjukkan bahwa, "inilah aku, seorang pembangkang".

Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese: Israel Sudah Mengubah Palestina Jadi Penjara Terbuka!

Selepas dari pembinaan, bukannya jera, justru aku merasa tertantang untuk semakin berulah. Ketika putus dengan yang satu, ada saja jalan yang membawaku melabuhkan rasa kepada yang lain.

Serupa setelah menuai luka, ia akan bergegas mencari penawar yang mampu mengobati lukanya. Begitu saja terus alurnya hingga menjelang Ujian Nasional, kuputuskan untuk mengakhiri hubungan itu.

Karena akhirnya sempat menyadari kalau aku harus benar-benar fokus pada ujian akhirku di sekolah ini.

Hanya saja setelah ujian nasional usai, aku kembali menjalin hubungan tak terarah itu dengan salah seorang teman dari sekolah yang berbeda.

Tidak sampai 2 bulan, kemudian aku putuskan untuk tidak melanjutkannya, karena aku merasa sudah tidak punya waktu lagi untuk yang namanya pacaran.

Setelah itu, aku sudah disibukkan memilah dan memilih perguruan tinggi mana yang akan menjadi tempatku untuk melanjutkan studi.

Sebenarnya dari dulu aku memang tak punya waktu untuk hal berpacaran, waktuku banyak tersita oleh sekolah dan aturan rumah. Hanya saja aku yang mengada-adakan, mencari akal untuk perkara semacam itu.

Semestinya aku tunduk dan patuh saja pada aturan, dan tentu, niscaya tidak akan ada untukku pembinaan yang memalukan itu.

Seharusnya aku belajar saja dan terus menuntut ilmu, bukan malah mencari-cari celah menjalin hubungan semu. Ah, separuh warasku mungkin memang telah hilang waktu itu.

Kini, aku sudah berada di perguruan tinggi, menempuh pendidikan melanjutkan studi. Sempat terlintas dalam anganku untuk memiliki pacar lagi, tapi seperti ada yang menghalangi dalam diri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Merita Dewi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X