opini

Nicollo Machiavelli, Filsuf Politik dari Italia yang Pemikiran Politiknya Perlu Dikritik, Simak Penjelasannya!

Rabu, 16 Agustus 2023 | 06:35 WIB
Gambar Nicollo Machiavelli, seorang filsuf dari Italia. (GENMUSLIM.id/dok:pixabay/GDJ)

GENMUSLIM.id- Nicollo Machiavelli merupakan seorang filsuf dari Italia, yang terkenal cukup kontroversi mengenai pemikiran politiknya.

Meskipun cukup kontroversi, hingga sampai sekarang karya Nicollo Machiavelli mengenai pemikiran politik masih ramai didiskusikan, dikaji, diteliti, hingga diterapkan oleh banyak politikus dunia.

Pemikiran politik seorang Nicollo Machiavelli, filsuf dari Italia, itu dianggap oleh sebagian pihak sebagai pemikiran yang mencerahkan dan oleh sebagain pihak lainnya melihat memang perlu dikritik.

Di dalam Pemikiran Politik Barat oleh Firdaus Syam, disebutkan bahwa Nicollo Machiavelli lahir di Florence, Italia pada tahun 1469 dari keluarga yang terpandang secara status sosial, sebab ayahnya seorang pengacara.

Baca Juga: Waspada! Polusi Udara di Jakarta Kian Meresahkan, Berikut Dampaknya Bagi Pernapasan Manusia!

Pada usia 6 tahun dia belajar Bahasa Latin, memasuki usia 12 tahun Nicollo Machiavelli sudah mahir menggunakan bahasa latin secara aktif dan memulai belajar ilmu sosial humaniora kepada Paulo Ronsiglione.

Memasuki usia remaja, tepatnya pada usia 14 tahun, Nicollo Machiavelli sudah bisa menulis dengan Bahasa Latin gaya klasik.

Dengan modal bisa berbicara dan menulis dengan Bahasa Latin dengan baik, serta dukungan dari keluarganya, Nicollo Machiavelli pada usianya yang ke 18 tahun masuk Universitas Florence. 

Di dalam buku Filsafat Politik Machiavelli, Rapar mengatakan, Nicollo Machiavelli masuk ke dunia politik pada usia 25 tahun, yang menjabat sebagai seorang diplomat.

Baca Juga: Eccedentesiast, Sebuah Usaha Menyembunyikan Luka: Babak Belur Dihajar Kenangan

Pengalaman sebagai seorang diplomat yang bertugas mengunjungi ke negeri-negeri lain sekaligus menjalin hubungan dengan berbagai negara itulah dia melihat, bahwasannya kunci kesuksesan untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan ialah dengan menghalalkan segala cara, yakni dengan tipu muslihat dan kekuatan politik yang mengguncang lawan-lawan politiknya.

Di dalam bukunya The Prince, Nicollo Machiavelli membayangkan suatu negara yang berdaulat penuh atas dasar tangan besi dan kekuatan bertempur, melakukan manuver-manuver politik yang menguntungkan, serta menggunakan etika agama jika di posisi sedang dibutuhkan atau kepentingan pragmatis semata.

Dalam memperlakukan rakyatnya, Nicollo Machiavelli menyarankan agar penguasa itu memerintah rakyatnya dengan menindas agar ditakuti rakyatnya sekaligus dengan cinta, namun Nicollo Machiavelli menekankan agar melakukan dengan menakuti rakyatnya daripada mencintai rakyatnya.

Baca Juga: Cerpen Series Berjudul Bingkisan Jodoh Shanin : Ibu, Lalu Aku Harus Bagaimana Menghadapinya?

Halaman:

Tags

Terkini