GENMUSLIM.id – Di tengah hiruk-pikuk dunia pendidikan hari ini, banyak orang tua yang masih menganggap bahwa sekolah umum—yang katanya "netral agama"—adalah tempat paling ideal untuk menyekolahkan anak.
Katanya sih, lebih "siap saing", lebih "global", dan tentu saja lebih "terjangkau". Akan tetapi, mari kita jujur sejenak.
Siap saing dengan siapa? Dengan generasi yang gagap adab dan gelagapan saat diminta membaca Al-Fatihah?
Dalam perpektif parenting Islam, pendidikan bukan sekadar mencetak anak jadi mesin penghitung atau pemburu ranking.
Lebih dari itu, pendidikan adalah jalan membentuk karakter yang Qur'ani, adab yang elegan, dan jiwa yang kokoh dalam tauhid.
Maka, hadirnya Sekolah Islam Terpadu (SIT) dan pesantren bukanlah sekadar "alternatif", melainkan sebuah keharusan zaman.
Terlepas dari kasus-kasus yang melibatkan segelintir oknum yang menyalahgunakan jabatannya untuk melakukan perilaku bejat, SIT dan Pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan yang sudah terbukti bertahun-tahun, dari generasi ke generasi, menciptakan insan-insan cendekia yang juga melek agama.
Ironi Kurikulum Pendidikan: Jam Pelajaran Agama di Sekolah Umum, Sangat Minim!
Ironis, di sekolah umum, jam pelajaran agama seringkali lebih sedikit dibanding jam matematika.
Padahal, tak ada rumus matematika yang bisa menyelamatkan anak dari krisis identitas ketika ia dewasa.
Dikutip GENMUSLIM dari data BPS tahun 2022 menyebutkan bahwa hanya sekitar 30% siswa SD-SMA negeri yang benar-benar bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Sisanya? Sibuk mengejar lomba sains sambil menghindar dari sholat Dzuhur berjamaah karena "lagi ada PR".