Allah Ta’ala telah memberi peringatan tentang ini di dalam surah At-Takatsur ayat 1 dan 2:
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
Artinya: Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Harta bukanlah segalanya. Kehidupan ini jauh lebih kompleks dan kaya makna daripada sekadar mengejar materi saja.
Kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan harta. Ada nilai-nilai lain yang jauh lebih penting, seperti iman, amal saleh, hubungan sosial, dan kesehatan.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Skakmat Orang Kaya Sombong Yang Suka Pamer Harta: Itu Orang Ketinggalan Zaman
Satu prinsip yang harus diingat yaitu harta hanyalah alat untuk mencapai kebahagiaan, bukan kebahagiaan itu sendiri.
Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi harta? Islam mengajarkan kita untuk memiliki harta dengan cara yang halal dan menggunakannya untuk kebaikan.
Harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah yang harus kita kelola dengan baik.
Kita harus bersyukur atas segala rezeki yang Allah berikan dan tidak menjadikannya sebagai tujuan hidup utama.
Baca Juga: 8 Cara agar Terbebas dari Harta Haram, No 7 yang Paling Sering Dilupakan Mayoritas Umat Muslim!
Diberi atau ditunda rezekinya oleh Allah, seorang muslim harus selalu bersyukur. Rasulullah menghardik orang-orang yang tidak mau bersyukur jika tidak mendapat rezeki.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode.