Mengupas Buah Pikiran Ibnu Khaldun, Sejarawan Muslim yang Mengungkap Siklus Jatuh Bangunnya Negara

Photo Author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 12:19 WIB
Mengupas buah pikiran sejarawan muslim, Ibnu Khaldun (Foto: GENMUSLIM.id/dok: X @Sadik0707)
Mengupas buah pikiran sejarawan muslim, Ibnu Khaldun (Foto: GENMUSLIM.id/dok: X @Sadik0707)

GENMUSLIM.id - Ibnu Khaldun, nama yang hingga kini tetap harum dalam sejarah peradaban dunia, lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 Hijriah atau 27 Mei 1332 Masehi.

Ia bukan sekadar seorang sejarawan, tapi juga sosok yang dijuluki sebagai bapak sosiologi Islam.

Sejak kecil, Ibnu Khaldun sudah hafal Al-Qur'an dan menunjukkan kecerdasan yang jauh melampaui usianya.

Lelaki ini tumbuh di lingkungan yang sarat ilmu pengetahuan. Dari keluarga terpelajar, ia belajar agama hingga bahasa di dunia.

Baca Juga: Apakah Jodoh Pasti Bertemu? Pandangan Syaikh Ibnu Utsaimin Tentang Takdir, Pilihan, Dan Kehendak Allah

Kehausannya akan pengetahuan membuatnya terus membaca, berdiskusi, dan menulis. Bahkan saat memasuki usia remaja, pemikirannya sudah dikenal luas di berbagai wilayah.

Tak hanya piawai dalam sejarah, Ibnu Khaldun juga disebut sebagai bapak Ekonomi Islam.

Pemikiran-pemikirannya soal teori ekonomi telah dikemukakan olehnya, memandang ekonomi bukan hanya soal perdagangan, tetapi terkait erat dengan politik, masyarakat, dan peradaban.

Pengalamannya tak terbatas di ruang belajar. Ibnu Khaldun mengembara, berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain, hidup bersama beragam masyarakat, dan mengamati cara hidup mereka.

Dari perjalanan inilah, lahir pandangan-pandangan tajam yang kelak ia tulis dalam karya-karya besar.

Baca Juga: Perempuan Bukan Cuma Jadi ART! Intip Ilmuwan Muslimah yang Berperan dalam Sejarah Ilmu Pengetahuan Dunia

Salah satu karyanya yang paling terkenal bertajuk "Muqaddimah". Buku ini menjadi pengantar dari kitab sejarahnya al-'Ibar, namun isinya melampaui sekadar catatan sejarah.

Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun membedakan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern. Ia juga menyoroti bagaimana sistem pemerintahan terbentuk dan berkembang. Menurutnya, suatu negara melewati lima tahap dalam siklus kekuasaannya.

"Tahap pertama adalah pendirian negara, di mana para pendiri memiliki semangat juang dan fanatisme untuk mendapatkan kekuasaan," tulis Ibnu Khaldun dalam karyanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Wikipedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X