GENMUSLIM.id - Gempa Poso 2025 bukan cuma guncang bumi, tapi juga hati banyak orang. Dari timeline media sosial sampai grup WhatsApp keluarga, obrolannya sama: “Gimana kabar saudara kita di Poso?”
Buat Gen Z muslim, ini jadi reminder penting kalau doa dan aksi nyata nggak boleh berhenti di kata “turut prihatin”.
Dari TNI, Polri, BPBD, sampai relawan—semua langsung turun ke lapangan. Masjid-masjid dijadikan tempat pengungsian, sementara komunitas lokal dan lembaga kemanusiaan ngumpulin donasi.
Baca Juga: Gempa Poso 2025 dan Hikmah Islam: Sabar danTawakkal, serta Solidaritas Umat Beragama
Solidaritas ini jadi bukti nyata kalau ukhuwah Islamiyah bukan sekadar teori, tapi langsung jalan ketika musibah melanda.
Dalam Islam, doa punya posisi spesial. Rasulullah SAW bersabda: “Doa adalah senjata orang beriman.” (HR. Hakim).
Musibah seperti gempa adalah momentum buat memperbanyak istighfar, doa perlindungan, sekaligus menguatkan tawakkal kepada Allah. Tapi Islam juga ngajarin bahwa doa harus diiringi dengan ikhtiar nyata—yaitu bantuan.
Gempa ini ngasih pelajaran kalau sabar itu nggak pasif, tapi aktif. Sabar bukan berarti diam, melainkan tetap tenang sambil berbuat.
Gen Z muslim bisa belajar bahwa solidaritas adalah wujud nyata dari sabar kolektif umat Islam: kita tahan ego, sisihkan harta, bahkan tenaga untuk bantu yang terdampak.
Bentuk dukungan bisa macem-macem: doa berjamaah, open donasi via lembaga terpercaya, atau jadi relawan.
Bahkan sekadar share info valid di media sosial juga punya dampak besar. Ingat, ukhuwah itu kayak tubuh: kalau satu sakit, yang lain ikut ngerasa.
Gempa Poso 2025 jadi wake-up call buat Gen Z muslim. Jangan cuma scroll berita lalu bilang “kasian ya”.
Yuk aktifin doa, bantu dengan apa yang kita punya, dan jadikan solidaritas sebagai identitas. Karena di balik musibah, selalu ada hikmah: umat ini jadi lebih kuat kalau saling jaga dan saling peduli. ***