Meskipun perasaan ini adalah hal yang wajar, namun jika terlalu banyak berpikir berlebihan dan membuat prasangka yang buruk, maka hal ini dilarang dalam Islam.
Dalam al-qur’an, tepatnya pada surat Al-Hujurat Ayat 12, telah dijelaskan bahwa penting untuk menghindari prasangka buruk karna sebagian dari prasangka adalah dosa,
Artinya: “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi maha penyayang.” (Qs. Al-Hujurat:12)
Dalam Islam, ada juga konsep "Su'udzan," yang mengacu pada berburuk sangka baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan Allah.
Sikap ini muncul ketika seseorang terlalu cepat menilai suatu kejadian yang belum jelas, dan hal ini bisa menyebabkan ketidakbersyukuran serta prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Overthinking penyebab Kecemasan
Overthinking juga sering dikaitkan dengan rasa takut, ragu, dan ketidakpastian.
Meskipun rasa khawatir tentang masa depan atau situasi tertentu adalah hal yang wajar, namun jika berlarut-larut maka dapat menghasilkan kecemasan yang belebihan (Anxiety).
Dalam Islam, Allah mengingatkan umatnya bahwa Dia tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya pada kutipan surat al-baqarah ayat 286 yang artinya, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya...”
Sebagai penutup, penting bagi kita untuk mengatasi overthinking dan kecemasan dengan bijak dan menjauhi prasangka buruk.
Karena ketika kita terlalu sering berpikir berlebihan, maka energi dapat terbuang sia-sia, dan ini dapat menghasilkan ketakutan yang tidak perlu.
Islam mengajarkan agar manusia tetap tenang dalam menghadapi kehidupan, karena jiwa yang tenang mendapatkan ridha dari Allah.