GENMUSLIM.id- Masih edisi Kemerdekaan RI, sudah seharusnya generasi bangsa ini melihat dan membaca masa lalu, yang pada kali ini membahas bagaimana Islam di tanah Jawa abad 19 didefinisikan oleh Kolonial Belanda.
Islam di Tanah Jawa Abad 19 sudah menjadi mayoritas, di mana hal tersebut bisa dibuktikan perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa kepada Kolonial Belanda didominasi oleh spirit Islam, dan pada akhirnya menemukan relevansinya ketika dibahas dalam suasana Kemerdekaan RI.
Namun, pembacaan mengenai sejarah masa lalu negeri ini diharapkan tidak sekedar pada suasana Kemerdekaan RI semata, tetapi harus lebih digiatkan lagi, terlebih lagi bagi generasi Muslim hari ini, di mana Islam di tanah Jawa abad 19 begitu eksis, sehingga membuat Kolonial Belanda merasa terancam.
Di dalam buku Jawa Islam di Masa Kolonial; Suluk, Santri, dan Pujangga Jawa, Nancy K Florida mengatakan, ketika Kolonial Belanda berusaha menancapkan kuku penjajahannya di tanah Jawa pada abad 19, mereka melihat kenyataan Islam sudah dipeluk oleh jutaan masyarakat Jawa yang menjadi subjek jajahannya.
Baca Juga: Puisi Di Gerbong Kereta Itu: Berisi Tentang Seseorang yang Berusaha Mencintai Jalan Hidupnya
Ketika Islam sudah dipeluk oleh masyarakat jajahannya, bagi Kolonial Belanda dianggap sebagai ancaman potensial, yang kapan saja bisa melakukan perlawanan terhadap Kolonial Belanda.
Melihat realitas seperti itu, konsekuensi logis yang harus dilakukan oleh otoritas Kolonial Belanda dalam rangka meredam perlawanan masyarakat yang dijajahnya ialah dengan membelokkan dan menyangkal kebenaran yang tampak ini.
Dengan kata lain, mereka ingin mengatakan bahwa identitas asli manusia Jawa bukan Islam, tapi Hindu Budha itu sendiri, minimal Islam dianggap sebagai luarnya saja, yang secara substansi masih dipengaruhi Hindu Budha.
Ketika perlawanan-perawanan manusia Jawa pada abad 19 yang mengidentifikasi dirinya sebagai Muslim, dan Kolonial Belanda sebagai orang-orang kafir, ancaman potensial tersebut menjadi kenyataan.
Baca Juga: Info Loker Agustus: Segera Daftar Lowongan Kerja di Wings! Buka 5 Posisi, Cek Informasinya di Sini
Bagi Kolonial Belanda, Islam telah menjadi api revolusioner yang membangkitkan manusia Jawa melakukan perlawanan yang begitu dahsyat.
Di dalam buku Sejarah Indonesia Modern, 1200 hingga 2008, MC Ricklefs mengatakan, Perang Diponegoro yang dipimpin oleh seorang pangeran Jawa sera didukung oleh jaringan tokoh-tokoh Islam pedesaan (kyai).
Pemberontakan melawan kekuasaan penjajah itu berlangsung sepanjang tahun 1825-1830.
Selama lima tahun perang itu, di mana 200.000 orang Jawa dan 15.000 pihak Belanda (7000 di antaranya adalah penduduk pribumi) meninggal, menunjukkan pada penguasa Belanda dan penduduk Jawa, bahwa mereka bisa bersatu karena di bawah panji Islam.