4.Guru bercerita, murid patuh mendengarkan.
5.Guru menentukan peraturan, murid di atur.
Baca Juga: Kesepadanan Dalam Penerjemahan. Ini Dia Yang Perlu Kalian Ketahui Apabila Terjemahan Itu Sepadan
6.Guru memilih dan memaksa pilihannya dan murid menyetujui
7.Guru berbuat dan murid membayangkan dirinya berbuat perbuatan melalui perbuatan gurunya
8.Guru memilih bahan pelajaran dan murid (tanpa diminta pendapatnya) menyesuaikan diri pada pelajaran itu.
9.Guru mencampurkan kewenangan ilmu pengetahuan dan kewenangan jabatannya yang dia lakukan untuk menghalangi kebebasan murid
10.Guru adalah subjek dalam proses belajar dan murid hanya objek belaka.
Raison d’etre Pendidikan yang membebaskan, sebaliknya terletak pada rekonsiliasi.
Pendidikan itu harus dimulai dengan pemecahan masalah kontradiksi guru-murid tersebut, dengan merujuk kutub-kutub dalam kontradiksi itu sehingga kedua-duanya secara bersamaan adalah guru dan murid.
Kemampuan pendidikan ‘gaya bank’ untuk mengurangi atau menghapus daya kreasi para murid, sehingga menumbuhkan sikap mudah percaya, menguntungkan kepentingan kaum penindas.
Dalam hal ini pula Freire menekankan bahwa pendekatan ‘gaya bank’ dalam pendidikan orang dewasa, tidak akan pernah menyarankan kepada peserta didik agar mereka melihat realitas secara kritis.
Mereka yang menggunakan pendekatan “gaya bank” ini secara sadar atau tidak sadar ini sesungguhnya beritikad baik, namun mereka sedang bekerja untuk tujuan (dehumanisasi), tidak memahami bahwa pengetahuan yang mereka tanamkan itu berisi kontradiksi dengan realitas.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Ahmad dan Kamil, Dua Orang Penghafal Kitab Suci yang Dijuluki Googlenya Al Quran