Definisi Ilmu Menurut Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al Attas, Sebuah Pengantar Singkat (Part 1)

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2023 | 17:05 WIB
Syed Muhammad Naquib Al Attas(sebelah kiri), cendekiawan Muslim yang mempunyai pemikiran brilian, baik mengenai definisi ilmu, sejarah, filsafat,kebudayaan Melayu, dan sebagainya ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @pusakaperadaban))
Syed Muhammad Naquib Al Attas(sebelah kiri), cendekiawan Muslim yang mempunyai pemikiran brilian, baik mengenai definisi ilmu, sejarah, filsafat,kebudayaan Melayu, dan sebagainya ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @pusakaperadaban))

GENMUSLIM.id - Syed Muhammad Naquib Al Attas merupakan cendekiawan Muslim kontemporer yang mempunyai pemikiran yang cemerlang untuk umat Islam hari ini, terutama menawarkan sebuah gagasan mengenai islamisasi pengetahuan, pendefinisian ilmu yang berbasiskan pembacaan turats (warisan intelektual Islam klasik), menunjukkan epistemologi dan pengertian yang berbeda tentang ilmu oleh peradaban Islam dan Barat, sejarah Islam, filsafat, dan masih banyak lagi.

Saking luasnya cakupan pemikiran Syed Muhammad Naquib AlAttas, maka pembahasan fokus pada pengertian atau definisi ilmu menurut struktur pandangan dunia Islam.

Definisi ilmu menurut pengertian hari ini masih dominan menurut perspektif Barat, yakni sebuah objek yang sekedar bisa diuji secara empiris dan argumentasi rasional, atas kegelisahan inilah Syed Muhammad Naquib Al Attas merumuskan definisi ilmu yang sesuai struktur pandangan dunia dan pemikiran Islam.

Baca Juga: Wael Hallaq, Cendekiawan Palestina yang Membongkar Dampak Destruktif Kolonialisme Barat Terhadap Syariat Islam

Di dalam bukunya Islam dan Sekularisme, Syed Muhammad Naquib Al Attas mengatakan, Islam merupakan agama yang paling banyak membicarakan ilmu di banding agama, kebudyaan, dan peradaban lain.

Hal tersebut disebabkan jika ilmu dan iman dalam peradaban Islam merupakan dua hal yang tidak bisa berdiri sendiri, yang saling bertentangan dan saling menegasikan, atau dalam istilah hari ini mempunyai watak ‘dikotomis’ atau ‘dualisme.’

Alasan yang melatarbelakangi ilmu dan iman merupakan hal yang satu padu dalam Islam karena dalam menuju atau  memahamai kebenaran Islam, dibutuhkan sebuah ilmu, dan inilah alasan utamanya.

Alasan yang kedua ialah bagaimana di dalam Al Qur’an memuat berulang kali istilah ‘ilmu’ dan derivasinya, yang menempati posisi kedua setelah istilah ‘tauhid.’

Baca Juga: Pemikiran Edward Said, Intelektual Palestina yang Menggugat Jejak Orientalisme atas Dunia Islam (Part 2)

Selain di dalam Al Qur’an, di dalam kitab hadits Shahih Bukhari, mengenai bab ilmu (kitab al ‘ilm) disejajarkan dengan bab iman (Kitab al Iman).

Dari alasan-alasan di atas, Syed Muhammad Naquib Al Attas berhasil membuktikan bahwa Islam merupakan agama yang berbasiskan iman dan ilmu, dan dua elemen penting tersebut tidak bersifat dualisme, malah memperkuat.

Namun, dalam sejarah Islam yang panjang, terdapat ‘patahan’ atau periode kolonialisme Barat yang mencengkram dunia Islam, yang juga berperan dalam membongkar definisi ilmu yang telah mapan, lalu mendefinisikan ‘ilmu’ sesuai apa yang dipahami Barat, yang dianggap ‘maju’, ‘dewasa’, ‘kosmopolit,’ ‘bebas nilai,’ dan dianggap ‘mencerahkan.’

Hal tersebut menyebabkan sebuah krisis identitas yang akut di dalam umat Islam hari ini, dan oleh sebab itu perlunya langkah yang jelas untuk memperkuat identitas umat Islam melalui definisi ilmu yang jelas, dengan berbasiskan struktur pandangan dunia Islam.

Secara garis besar, definisi ilmu menurut Syed Muhammad Naquib Al Attas ialah sebuah ilmu yang berdasarkan atas iman Islam, yang bertujuan tidak sekeder ‘tahu’, tetapi juga membentuk manusia yang bertaqwa dan beradab. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Islam dan Sekularisme karya Syed Muhammad Naquib Al Attas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X