Netanyahu telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap memasuki kota yang kini menampung lebih dari separuh total penduduk Gaza.
Sehingga hal tersebut memicu kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap warga sipil yang mengungsi.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan pada hari Minggu bahwa para perunding yang mengerjakan kerangka kesepakatan bertahap untuk membebaskan sandera yang tersisa telah membuat kemajuan nyata selama beberapa minggu terakhir.
Kesepakatan pembebasan sandera adalah fokus utama dari percakapan telepon selama 45 menit antara Biden dan Netanyahu pada hari Minggu, meskipun masih ada beberapa kesenjangan signifikan yang harus ditutup, kata pejabat itu, sambil menambahkan, sudah cukup banyak hal yang terjadi.
Baca Juga: Pemain Timnas Sandy Walsh Nyoblos Perdana, Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput pada Pemilu 2024
Seperti yang diketahui, Hamas menyandera sekitar 240 sandera pada 7 Oktober, menurut data dari otoritas Israel.
Hamas sempat mengatakan terdapat dua sandera tewas juga delapan lainnya terluka parah akibat pemboman yang dilakukan Israel beberapa hari terakhir.
Militer Israel mengatakan bahwa serangan yang ditargetkan di kota utama Gaza Selatan, namun Hamas mengatakan bahwa terjadi bentrokan dan serangan udara di Rafah.
Serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan mengakibatkan kematian sekitar 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Atas serangan tersebut, Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti di Jalur Gaza.
Di mana Jalur Gaza tersebut merupakan Jalur yang dikuasai oleh Hamas.
Akibat serangan yang terjadi, sedikitnya telah menewaskan warga sipil sebanyak 28.176 orang, diantaranya sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Akibat serangan Israel yang tak henti membuat sebagian besar wilayah tersebut hancur bahkan lebih dari 80 persen warga mengungsi.