Perbedaan golongan ini terekam dalam An-Nisa' ayat 88 yang berakibat pasukan muslimin berkurang dari total utuhnya.
Sempat terpikir kaum muslimin meminta bantuan Yahudi yang ditolak langsung Rasulullah Sallahu'alaihi wa salam.
Dengan pasukan kurang lebih dari tujuh ratus orang, Rasulullah menugaskan lima puluh pemanah di atas bukit.
Pemanah dipimpin oleh Abdullah bin Jubair dengan memberikan pesan jangan lari dari posisi ini apapun yang terjadi.
Pemanah dilarang turun bukit meski semua pasukan telah syahid ataupun sebaliknya muslimin dinyatakan menang.
Hal ini menjadi pesan Rasulullah sallahu'alaihi wa salam dan ketidaktaatan menjadi racun yang akhirnya memporak-porandakan Perang Uhud.
Selain itu, Rasulullah sallahu'alaihi wa salam di Perang Uhud menawarkan pedang yang akhirnya diambil amanah itu oleh Abu Dujanah.
Panji diberikan Rasulullah sallahu'alaihi wa salam pada perang Uhud ini kepada Mush'ab bin Umair yang akhirnya gugur, diambil oleh Ali bin Abi Thalib.
Baca Juga: 10 Alasan Pacaran Dilarang dalam Islam dan Dalilnya: Pahami Larangannya Bagi Seorang Muslim
Pertolongan Allah subhanahuwata'alah hadir dan membuat musyrikin lari dan Kaum Muslimin terus mengumpulkan rampasan perang.
Tindakan Kaum Muslimin itu menarik perhatian yang lainnya, terutama pemanah di bukit hingga melupakan pesan Rasulullah sallahu'alaihi wa salam.
Para pemanah turun, kecuali Abdulllah bin Jubair bersama beberapa orang yang taat dengan Rasulullah sallahu'alaihi wa salam.
Kekosongan tersebut disadari oleh Khalid bin Walid yang langsung menyerang pemanah hingga pimpinan mereka syahid.
Abdullah bin Jubair gugur di Perang Uhud menjadikan tanda pasukan Musyrikin menyerang kembali hingga menewaskan lebih banyak lagi.