GENMUSLIM.id - Definisi Islam sebagai rahmat sekalian alam memang termanifestasi dengan benar ketika berjaya, sebut saja pada sosok Al Khazini seorang ilmuwan besar yang bukan dari bangsa Arab, tetapi masih mempunyai darah bangsa Yunani.
Meskipun Islam pertama kali didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW di Jazirah Arab, tapi seiring berjalannya waktu justru wilayah di luar Jazirah Arab banyak melahirkan ilmuwan Islam yang berkontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan, seperti Al Khazini.
Dengan kata lain, Islam bukan penjajah karena ketika menguasai wilayah yang terbentang dari Spanyol hingga Asia Selatan dan Asia Tengah, semua wilayah tersebut mempunyai kota yang dijadikan pusat keilmuan dan pendidikan, sehingga bisa melahirkan ilmuwan Al Khazini.
Sebagaimana telah dinyatakan oleh Agustina di dalam bukunya yang berjudul Sejarah Islam yang Terlupakan bahwa Al Khazini merupakan ilmuwan besar yang mencetuskan teori gravitasi sebelum Newton di Barat.
Baca Juga: Khazanah Falsafah Islam Klasik, Mengenal Biografi Filsuf Muslim Ibnu Arabi, Sebuah Pengantar
Temuan Al Khazini ini memang menakjubkan dengan keterbatasan pada waktu itu, seorang Al Khazini mampu mencetuskan sebuah teori ilmu pengetahuan yang sampai sekarang masih dipelajari oleh pelajar dan mahasiswa seluruh dunia.
Selain mencetuskan teori gravitasi bumi, Al Khazini juga belajar tentang sastra, matematika, filsafat dan astronomi kepada Umar Khayyam.
Umar Khayyam dapat dikatakan mempengaruhi pemikiran Al Khazini seperti Ibnu Haitsam dan Ali Biruni yang juga mempengaruhinya.
Sarjana Barat Robert Hall mengapresiasi teori dan prinsip keseimbangan hidrostatis Al Khazini yang telah mendorong penciptaan berbagai peralatan di Barat.
Baca Juga: Khazanah Falsafah Islam Klasik, Mengenal Biografi Singkat Filsuf Muslim Suhrawardi, Sebuah Pengantar
Al Khazini salah seorang ilmuwan terbesar, tulis Hall dalam A Dictionary of Scientific Biography, Vol VII, sebagaimana dikutip The Oxford Encyclopedia of Philosophy, Science, and Technology in Islam.
Sebagaimana Ibnu Haitsam yang menarik kesimpulan ilmiah berdasarkan metode eskperimennya, Al Khazini melakukan hal serupa, kedua sarjana ini bergerak melampaui eksperimen pikiran menuju eksperimen lapangan.
Al Khazini membuat konstruksi jam air 24 jam yang dirancang untuk keperluan astronomi.
Al Khazini juga mengembangkan minatnya dengan mempelajari bobot spesifik logam, batu mulia, serta campuran logam.