Sejarah Falsafah Islam, Sekilas Biografi Filsuf Muslim Ibnu Bajjah Beserta Gagasan Besarnya Tentang Politik

Photo Author
- Selasa, 19 September 2023 | 08:30 WIB
 Ilustrasi sosok Ibnu Bajjah, seorang pemikir yang mempunyai gagasan cemerlang dalam sejarah falsafah Islam. (GENMUSLIM.id/pixabay/muneeralismaili)
Ilustrasi sosok Ibnu Bajjah, seorang pemikir yang mempunyai gagasan cemerlang dalam sejarah falsafah Islam. (GENMUSLIM.id/pixabay/muneeralismaili)

GENMUSLIM.id- Ketika Islam masih menjadi pusat peradaban dunia kala itu, telah melahirkan berbagai macam pemikiran keagamaan, sains dan falsafah yang sangat dinamis, kaya, sekaligus saling kritik, sebagaimana dalam kasus Ibnu Bajjah.

Di dalam buku Pengantar Falsafah Islam, Ahmad Hanafi mengatakan, Ibnu Bajjah mempunyai nama lengkap Abu Bakar Muhammad Ibnu As-Saigh Ibnu Bajjah, lahir di Saragoza, Spanyol sekitar tahun 1070 dan meninggal pada tahun 1138 di Maroko.

Menurut Ahmad Hanafi pula, di dalam sejarah falsafah Islam yang rumit dan panjang itu, nama Ibnu Bajjah merupakan filsuf Muslim pertama di Spanyol, yang banyak menulis tentang filsafat Aristoteles dan juga mengkritiknya.

Selain itu, Ibnu Bajjah juga terkenal mengritik gagasan Al Ghazali yang mengatakan ilham merupakan sumber pengetahuan yang paling penting dan terpercaya.

Baca Juga: Cerpen Series Angkasa: Aku Sang Bintang yang Menjadi Saksi Rindu Juga Cinta Mereka dan Wujud Harapan

Meskipun cukup terkenal berpolemik dengan beberapa cendekiawan Islam lainnya, Ibnu Bajjah juga mempunyai pemikiran politik yang menarik untuk dibaca, barangkali menemukan relevansinya di kehidupan hari ini, yangs sedang memasuki tahun-tahun politik.

Menurut Ahmad Daudy di dalam bukunya yang berjudul Kuliah Filsafat Islam, gagasan besar Ibnu Bajjah dalam politik dipengaruhi oleh pemikiran Al Farabi, yakni apa yang disebut sebagai negara utama (negara yang sempurna) dan negara kurang sempurna, namun Ibnu Bajjah menambahkan pentingnya pembahasan tentang masyarakat sebagai warga negara.

Secara garis besar, konsep negara utama mempunyai syarat-syarat tertentu, sedangkan negara kurang sempurna tidak mempunyai syarat-syarat tertentu, jikapun ada syarat-syarat tertentu, seringkali diabaikan oleh pemegang jabatan.

Baca Juga: Cerpen Series Angkasa: Mengagumi Langit Adalah Hal Terindah Sekaligus Patah Hati Paling Parah Bagi Bumi

Dalam merumuskan konsep dan syarat-syarat negara sempurna, Ibnu Bajjah mempunyai gagasan yang unik dan menarik, di mana syarat-syarat negara utama atau negara sempurna mempunyai ciri-ciri, warganya tidak memerlukan dokter maupun hakim.

Hal tersebut disebabkan bahwa sesama warga negara saling menghormati, saling berkasih sayang, melatih diri untuk berbuat baik, dan para warga negara mencari nafkah yang halal.

Pergaulan sesama warga negara di atas akan melahirkan persaudaraan, serta menumbuhkan kesehatan jasmani dan rohani, dan semua kegiatan diarahkan untuk kesempurnaan negara, tidak untuk merusak atau permusuhan.

Baca Juga: Cerpen Series Angkasa: Sebuah Pesan Rindu Bulan Pada Matahari yang Tersimpan di Balik Sunyi

Sedangkan tanda-tanda dalam negara sempurna menurut Ibnu Bajjah ialah;

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X