Biografi dan Perjalanan Intelektual Hasan Al Banna: Pemikir dan Pemimpin Gerakan Ikhwanul Muslimin dari Mesir

Photo Author
- Selasa, 5 September 2023 | 17:45 WIB
Tokoh Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Banna ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: worldbulletin.net))
Tokoh Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Banna ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: worldbulletin.net))

GENMUSLIM.id - Hasan Al Banna seorang pemikir Islam kelahiran Mahmudiyah di Mesir pada tahun 1906 Masehi.

Hasan Al Banna lahir dari seorang ayah Bernama Ahmad Abd al-Rahman bin Muhammad Banna, atau yang akrab dikenal al-sa’ati alias tukang jam, yang kelak akan menjadi pemikir Islam ternama.

Masa remaja Hasan Al Banna dipenuhi dengan aktivitas-aktivitas keilmuan, seperti membaca Alquran hingga menghabiskan berbagai macam buku-buku koleksi ayahnya, yang kelak membentuk pribadinya sebagai pemikir Islam.

Hingga pada tahun 1920, Hasan Al Banna kemudian masuk sekolah guru (Teacher Training Collage), di Damanhur.

Baca Juga: Jamiyah Ikhwanul Muslimin: Gerakan Sosial Politik Asal Mesir, Peran dan Kontribusi dalam Perkembangan Islam

Setelah itu dia lanjutkan pendidikannya di Dar al-Ulum selama 4 tahun, ia juga mendapatkan pendidikan kerohanian, dari Tarekat Hasyafiyah yang dia ikuti sejak berumur 12 tahun.

Selain kegiatan intelektualnya, Hasan Al Banna juga kerap aktif dalam berbagai kegiatan kelompok sosial, seperti Society for Ethical Education, Society for the Prevention of Prohibited dan lain sebagainya.

Selepas dari sekolah gurunya, Al Banna meneruskan karir intelektualnya ke kota Ismailiyah, dan berhubungan erat dengan masyarakat.

Hingga pada tahun 1928, Hasan Al Banna mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai bentuk reaksinya terhadap ketidakpedulian masyarakat Kairo terhadap nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina, Dari Sebuah Gerakan Rahasia di Era Utsmani (Part 6)

Dalam menunjang dan memperkenalkan gerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Banna sering menerbitkan tulisan di majalan mingguan al-Muslimin dan Nazir, selain melalui ceramah dan pertemuan-pertemuannya.

Perjalanan Hasan Al Banna dengan Ikhwan al-Muslim dipenuhi dengan ketegangan-ketegangan politik yang dipicu oleh berbagai kebijakan dan pandangan pemerintahan Mesir kala itu.

Serangkaian aksi seperti penentangan pendidikan Inggris, berdirinya negara Israel di Palestina dan berbagai kecaman lainnya.

Puncak ketegangan antara Ikhwanul Muslimin dan pemerintah kemudian memuncak saat Perdana Menteri Mesir Nuqrasy mengeluarkan surat pemerintahan kepada militer untuk menangkap Ikhwanul Muslimin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Buku Islam dan Tata Negara karya Munawir Syazali

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X