GENMUSLIM.id- Pada masa Perang Khaibar, ada seseorang mendatangi Rasulullah SAW untuk berbai'at, ia adalah Imran bin Hushain.
Imran bin Hushain bin Ubaid bin Khalaf al-Khuza'i, putra dari Hushain bin Ubaid ini merupakan sahabat Rasulullah yang memiliki kisah inspiratif yang harus diketahui umat muslim.
Dan karena Imran bin Hushain meletakkan tangan kanannya di sisi kanan Rasulullah, tangan kanannya mendapat penghormatan yang besar.
Imran bin Hushain juga bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menggunakannya kecuali untuk perbuatan yang paling penting dan mulia.
Baca Juga: Resep Minuman Sehat: Healthy Green Juice yang Kaya Akan Sayuran, Para Vegetarian Wajib Cobain!
Tanda ini adalah bukti nyata bahwa pemiliknya memiliki perasaan yang sangat sensitif.
Imran bin Hushain adalah representasi yang tepat dari kejujuran, asketisme dan kesalehan serta mencintai Allah dan menaati-Nya.
Meski mendapat taufiq dan hidayah dari Allah yang tak terhitung jumlahnya, ia sering menangis.
"Kenapa aku tidak berubah menjadi debu yang tertiup angin saja," keluhnya.
Muslim tidak takut kepada Allah karena mereka melakukan banyak dosa, tidak! Setelah masuk Islam, bisa dikatakan bahwa dosa mereka sangat sedikit.
Mereka takut dan cemas karena menilai keagungan dan kebesaran-Nya, bagaimanapun mereka beribadah, rukuk dan sujud, tetapi ibadah dan syukurnya itu belumlah memadai nikmat yang telah mereka terima.
Ada suatu masa ketika beberapa sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, kenapa kami ini. Bila kami sedang berada di sisimu, hati kami menjadi lunak hingga tidak menginginkan dunia lagi dan seolah-olah akhirat itu kami lihat dengan mata kepala. Tetapi bila kami meninggalkanmu dan berada di lingkungan keluarga, anak-anak dan dunia kami, maka kami pun telah lupa diri?"
Baca Juga: Cerpen Anak Seri Bona: Kehilangan Jejak dalam Penjelajahan di Hutan