12. “Wahai anakku, janganlah engkau mengutus seseorang yang bodoh, apabila tidak menemukan orang yang bijaksana, maka jadikanlah engkau sendiri sebagai utusan untuk dirimu sendiri”.
13. “Wahai anakku, barangsiapa berpendapat bahwa kejelekan itu dapat memadamkan kejelekan, kalau itu benar maka nyalakanlah dua api, kemudian lihatlah apakah api yang satu dapat memadamkan api yang lain. Yang benar adalah kebaikan itulah yang dapat memadamkan kejelekan, seperti air dapat memadamkan api”.
14. “Wahai anakku, janganlah engkau makan ketika engkau masih kenyang, memberikannya untuk anjing niscaya lebih baik bagimu daripada engkau memakannya.
15. “Wahai anakku, aku telah mengangkat batu dan memikul besi, tetapi aku tidak melihat sesuatu yang lebih berat daripada hutang”.
16. “Wahai anakku, apabila engkau hendak memutuskan sesuatu perkara, janganlah engkau putuskan terlebih dahulu sebelum engkau musyawarahkan dengan orang yang berpengalaman. Sebab ia akan memberikan pendapat yang harganya tak ternilai, sedangkan engkau dapat mengambilnya dengan cuma-cuma”.
17. “Wahai anakku, temanil ulama dan ahli ilmu, dekatilah mereka sebab Allah menghidupkan hati dengan cahaya hikmah seperti menghidupkan tanah dengan air hujan.
18. “Wahai anakku, janganlah engkau dekati raja itu ketika ia marah sebagaimana engkau dekati lautan ketika ia sedang pasang”.
19. “Wahai anakku, janganlah engkau meminjam dari orang fakir yang merasa kaya”.
20. “Wahai anakku, wajib bagi setiap manusia pandai-pandai bergaul dengan tiga orang, yaitu raja yang zhalim, orang yang sakit, dan perempuan”.
21. “Wahai anakku, janganlah kamu berbicara dengan orang yang tidak mau mendengarnya, sebab memindah batu besar dari puncak gunung itu lebih mudah daripada berbicara dengan orang yang tidak mau mendengarkannya”.
22. “Wahai anakku, sesungguhnya nasehat itu dirasakan berat oleh orang yang tolol, seperti mendaki jalan tanjakan bagi orang yang tua bangka”.
23. “Wahai anakku, kasihanilah orang-orang fakir karena tidak banyak bersabar, kasihanilah orang-orang yang kaya karena tidak banyak bersyukur dan kasihanilah semua orang karena mereka sering lalai”.
24. “Wahai anakku, cukuplah dengan sifat qana'ah itu sebagai kemuliaan dan dengan jiwa yang bersih itu sebagai kenikmatan”.
25. “Wahai anakku, jadikanlah cita-citamu itu sesuai dengan bakatmu dan janganlah engkau jadikan cita-citamu itu sesuai dengan apa yang membuat kamu cukup (padahal bertentangan dengan bakatmu)”.
26. “Wahai anakku, tidaklah berakal orang yang tidak mempunyai kesucian, tidak berperikemanusiaan orang yang tidak berkata benar, tidak dapat dipercaya orang yang tidak dapat menyimpan rahasianya, tidak berilmu orang yang tidak mempunyai belas kasih, tidak ada kekayaan yang lebih bermanfaat daripada ilmu pengetahuan dan tidak ada harta benda yang lebih menguntungkan dari pada hikmah-hikmah”.