GENMUSLIM.id- Kamu tahu senja, iya kamu yang sering berada di balik dinding memandangnya. Kamu yang membaca ini.
Senja itu biasanya romantis, tapi menjadi akhir sebuah hari. Bisa jadi kebahagiaan ketika dirasa hari itu berat, namun akan sebaliknya, apabila hari itu cukup membuat tawa, memandang dengan bersandar di balik dinding.
Mungkin yang dirasa kamu saat ini begitu, senja yang membuat tawa dan senyum merekah atau justru sebaliknya saat berada di balik dinding.
Kemarin ada seorang bapak tua membaca coretan di diriku, lantas bicara lugas tentang kehilangannya.
Kehilangan orang-orang tersayangnya, padahal tanpa disadari, kita juga, kamu juga pasti akan menemukan tanggal merah waktu ditinggalkan.
Payah memang harus kembali dan berdiri dari kemalangan itu, setidaknya ada Bogor yang selalu hujan untuk membiaskan rintih mu.
Ada lagi seorang ibu muda yang merasa tersakiti oleh suaminya. Tentunya, aku tidak langsung percaya.
Semoga kamu bukan perempuan yang mudah tersinggung ya. Ah tidak, semoga kamu bukan perempuan.
Bukannya aku anti feminis, tetapi perempuan yang suka sekali disebut puan itu, sering kali mempunyai tumpuan bahwa dia adalah korban.
Coba saja dengarkan cerita lengkapnya, pasti dia bisa menjadi salah dengan seketika. Kemarin benar saja, aku mendengarkan dengan seksama.
Suaminya tak pernah dilayaninya hanya karena dia lelah bekerja, padahal uangnya hanya untuk foya-foya. Beli ini, itu, sana, sini. Entahlah, kenapa wanita sering sekali menangis dan membuat dirinya menyedihkan.
Belum lagi bicara tinggi ketika telah berkendara mersi, semoga bukan kamu perempuan itu.