Cerpen Tema Keluarga: Si Bagja Sepeda Ontel Ayah Menyimpan Banyak Kisah Penuh Makna Berharga

Photo Author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 07:20 WIB
Ilustrasi si Bagja, sepeda ontel milik Ayah menyimpan banyak kisah yang berharga. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Bastian Riccardi)
Ilustrasi si Bagja, sepeda ontel milik Ayah menyimpan banyak kisah yang berharga. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Bastian Riccardi)

GENMUSLIM.id- Sore itu seperti biasa, aku pulang sekolah bersama Ayah menaiki sepeda ontel miliknya. Sepeda tua yang berumur nyaris sama dengan ayahku itu.

Aku tidak pernah merasa malu sedikit pun selalu diantar dan dijemput ayah menggunakan sepeda ontel, yang diberi nama ayah si Bagja itu.

Sejak aku SD sampai sekarang aku sudah duduk di kelas satu SMK, aku selalu senang menaiki sepeda ontel Ayah. Meskipun usia sepeda itu sudah cukup tua, tetapi masih kuat dan cukup bagus karena Ayah sering merawatnya.

Sepanjang perjalanan aku dan Ayah berbincang banyak, dia bercerita panjang lebar tentang kisah si Bagja sepeda ontel miliknya.

Baca Juga: Eccedentesiast, Sebuah Usaha Menyembunyikan Luka: Babak Belur Dihajar Kenangan

Sepeda kuno itu berwarna hitam yang tinggi besar dan dilengkapi lampu di bagian depannya.

Ayah bilang si Bagja adalah sepeda ontel yang dia beli dengan hasil jerih payahnya waktu masih sekolah SMA dulu. 

Ayah rela bekerja sebagai loper atau pengantar koran pada masanya dulu setiap sepulang sekolah.

Upah dan bayaran yang Ayah dapat ditabung, hingga akhirnya Ayah bisa membeli si Bagja dan dipakainya untuk sekolah setiap hari. Begitu awal mula kisah Ayah punya sepeda ontel.

Baca Juga: Waspada! Polusi Udara di Jakarta Kian Meresahkan, Berikut Dampaknya Bagi Pernapasan Manusia!

Ada bagian kisah yang membuatku tertarik, si Bagja bukan hanya saksi perjalanan hidup Ayah hingga sekarang ia sudah menjadi guru di Sekolah Dasar. 

Namun, sepeda ontel itu juga menjadi saksi cinta Ayah dan ibuku.

"Kok, bisa si Bagja jadi saksi cinta Ayah sama Ibu?" tanyaku penasaran setelah mendengar cerita Ayah.

"Kalau mau tahu makanya dengar Ayah cerita dulu sampai selesai, Embun. Kamu kebiasaan, mirip ibumu selalu cerewet dan tidak sabaran," ucap Ayah saat aku memotong pembicaraannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X