GENMUSLIM.id - Masih dalam suasana kemerdekaan RI, membincang sejarah masuknya Islam di Kepulauan Nusantara sangatlah menarik, sebab sampai detik ini fragmen sejarah tersebut masih diperdebatkan oleh banyak ahli.
Kemerdekaan RI hari ini, juga tidak terlepas dari usaha berbagai elemen bangsa ini, salah satu dan yang paling utama adalah umat Islam, di mana sejak masuk di Kepulauan Nusantara, Islam dan umat Islam memainkan peran penting sebagai aktor sejarah.
Adapun alasan lain ialah untuk mengatahui siapa saja pihak-pihak yang menyebarkan Islam di Kepulauan Nusantara ini.
Di dalam buku Sejarah Indonesia Modern, M.C Ricklefs mengatakan, membincang masuknya Islam di Kepulauan Nusantara merupakan pekerjaan yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum mengetahui bagaimana Islam bisa menjadi agama mayoritas di Indonesia.
Bahkan, boleh dikatakan sejarah Indonesia modern ialah sejarah Islam itu sendiri.
Baca Juga: Garis Besar Sejarah Peradaban Islam pada Masa Khalifah Usman bin Affan, Begini Sejarah Singkatnya!
Di dalam buku Renaisans Islam Asia Tenggara, Azyumardi Azra mengatakan setidaknya ada tiga teori besar dan beberapa teori kecil mengenai masuknya Islam di Kepulauan Nusantara.
Teori pertama ialah teori Arab, yang mengatakan Islam datang langsung dari Tanah Arab, tepatnya Hadramaut, di mama teori ini dikemukakan oleh antara lain Crawfud, De Hollander, Veth, yang juga dipopulerkan oleh Hamka.
Teori Arab ini bisa dikatakan sebagai anti tesa dari teori India yang digaungkan oleh Snouck Hurgronje, dengan mendasarkan pada berita pelancong dari Dinasti Tang China, di mana di pantai Barat Sumatra, pada tahun 674 sudah ditemukan perkampungan Islam (Arab).
Kerajaan Islam Samudra Pasai merupakan kerajaaan Isalm di Nusantara yang berpegang pada madzhab Syafi’i yang mendapat pengaruh dari Mesir dan Makkah, selain itu gelar yang dipakai Al Malik, di mana gelar tersebut berasal dari Mesir, yang sudah barang tentu menyangkal dari argumen Islam masuk dari India.
Bahkan, ditemukan dua surat pada masa Daulah Bani Umayyah dan Kerajaan Srwijaya di Sumatra.
Surat pertama dikirimkan kepada Muawiyah dan hanya terlacak bagian pembuka saja, sedangkan surat kedua dikirim oleh Maharaja Indrawarman kepada Umar bin Abdul Aziz menegenai persahabatan dua kerajaan hingga meminta dikirmkan guru agama Islam ke Sriwijaya.
Teori Kedua mengatakan Islam datang dari India, yang diungkapkan oleh Pijnapel, dengan berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo, Ibnu Batttutah, dan perjalanan Sulaiman, dari situ dia menyimpulkan Islam masuk di Kepulauan Nusantara pada abad 13.
Selain itu, teori ini didasarkan pada batu nisan Malik al Saleh yang bercorak seperti batu nisan khas Gujarat, India.
Di kemudian hari, teori ini didukung oleh orientalis asal Belanda yang terkenal itu, yakni Snouck Hurgronje.
Teori ketiga yang mengatakan Islam masuk dari Bengali (Bangladesh), yang dikembangkan oleh Fatimi berdasarkan catatan Tome Pires, di mana tokoh terkemuka di Pasai adalah orang Bengali dan keturunan mereka.
Baca Juga: Mengenang Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia pada Tahun 1945 yang Diperingati Setiap 17 Agustus
Teori yang keemapt adalah teori Persia, di mana Islam masuk di Kepulauan Nusantara dari Iran dan bermadzhab Syi’ah, yang didasarkan pada kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam di Indonesia, seperti peringatan 10 Muharram (Asyuro ala Syiah) atas meninggalnya Husein, cucu nabi Muhammad SAW, yang sangat dijunjung oleh orang Syi’ah.
Selain itu, teori ini juga didasarkan ajaran sufi Syaikh Siti Jenar mirip dengan ajaran sufinya al Hallaj dari Persia, serta ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,yang menurut sejarawan ulama itu berasal dari Persia, buktinya adanya perkampungan Leran di Gresik, sedangkan Leran sendiri nama salah satu suku Persia.
Teori yang terakhir yang mengatakan Islam masuk dari China, yang dikemukakan oleh Slamet Mulyana.
Menurut teori ini, Sultan Demak dan Wali Sanga keturunan China.
Teori ini sangat lemah, sebab Islam sudah masuk dan menyebar di Indonesia sebelum masa Wali Songo.
Mengenai siapa yang membawa Islam masuk di Kepulauan Nusantara juga beragam pendapat, ada yang berpendapat para pedagang, para pendakwah Islam, dan para sufi.
Prosesnya juga beragam, ada yang melalui pernikahan, hubungan dagang, dan strategi khusus dari kaum Sufi.
Banyaknya versi di atas bukan berarti masing-masing pendapat bertentangan dan saling menegasikan, hal tersebut bisa dipahami jika masuknya Islam di Kepulauan Nusantara sudah sejak abad 7 M.
Kemudian berkembang pesat pada abad 13 M, yang pada abad setelahnya ditandai munculnya kerajaan-kerajaan Islam di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.