Menyusuri Kehidupan Jalanan, Cerpen Kehidupan: Cerita di Balik Dinding

Photo Author
- Selasa, 22 Agustus 2023 | 08:50 WIB
Kehidupan di balik dinding seusai senja menjadi cerita dari semua cerita jalanan (GENMUSLIM.id/dok: zoujindama.com/street)
Kehidupan di balik dinding seusai senja menjadi cerita dari semua cerita jalanan (GENMUSLIM.id/dok: zoujindama.com/street)

Baca Juga: Keindahan dalam berserah diri: Mari Menggali ketenangan jiwa dalam ketundukan seorang muslim

Ada lagi ceritanya, tentang susah payahnya melahirkan. itu tugasnya, seandainya rahim bisa dipindahkan, laki-laki sering kali lebih bodoh berkorban kalau sudah jatuh cinta. Tapi, apa benar mau sampai melahirkan?

Kita tinggalkan perkara itu. Lebih unik lagi, dua hari yang lalu aku bertemu sepasang kekasih yang dimabuk cinta. 

Tidak menghormati ku yang bahkan aku disentuh sembarang orang, dikencingi kalau sedang naasnya, wajah pun aku tidak tahu bentuknya seperti apa. 

Tuhan lupa memberi cermin di hadapanku yang tak dapat bergerak ini. Entah perempuan atau laki-laki, suka saja menyandarkan diri padaku. 

Baca Juga: Penulis Buku Kumpulan Cerpen Umar Kayam, Seribu Kunang-Kunang di Manhattan: Marno, Desa dan Kenangan

Ini, aku mendapatkan kejutan, mereka berciuman di hadapanku. Mungkin maksudnya malu dengan budaya timur yang malu-malu, tidak sadar tingkahnya membuat orang malu. 

Cobalah sedikit keluar uang, ke penginapan berbasis tim bisnis yang membandrol harga murah meriah 100 ribu rupiah. 

Sayangnya mereka berpisah setelah itu, tidak ada lanjutan cerita yang dapat ku bagi dan tentunya banyak penyuka birahi menantinya, hanya saja malu-malu karena di negara timur. 

Lalu, pakai vpn tanpa malu. Ya citra baik memang sering ditunjukkan banyak orang. Seperti mereka yang akan menjadi calon negarawan.

Baca Juga: Drakor Terbaru JTBC “Destined With You” Tampilkan Rowoon SF9 dan Jo Bo Ah Yang Jatuh Cinta Dari 300 Tahun Lalu

Apabila bercerita tentang sepasang kekasih tadi tidak akan habis, aku yakin, seyakin-yakinnya. Bagaimana cerita tentangku, cobalah tebak aku. 

Siapakah aku? Kadang aku bingung aku ini apa dan tujuan untuk apa. Hanya 2x3 meter yang seharusnya menjadi satu kesatuan ruangan, tetapi nasibku berubah ketika penggusuran tak beralasan itu terjadi. 

Semua keluar dari sarangnya. Timku telah hancur bertebaran, tinggallah aku yang kadang pusing juga, sebab kepala sudah banyak retak dan tertepis traktor saat penghancuran. 

Belum lagi panas hujan datang. Sama seperti gelandangan, aku pun kedinginan. Gelandangan itu pasti pernah berpikir untuk tidur sedikit saja di halaman istana negara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X