"Ish, si Kakak! Mata ke TV tapi kok ngomongin orang sakit?" Bian kembali berceloteh mengomentari Bona.
"Kakak lagi baca itu Bian," tunjuk Bona pada kalimat-kalimat yang bergerak di barisan bawah layar televisi.
Baca Juga: Cerpen Seri Bona : Berperan Menjadi Ahli Gizi Mandiri untuk Diri Sendiri dari Penyakit Campak
Adiknya baru mengerti setelah ditunjukkan. Ibu yang baru selesai beres-beres di dapur, ikut nimbrung di depan televisi.
"Makanya hati-hati, sekarang cuaca sedang tidak bersahabat. Kita harus banyak makan buah-buahan dan sayur, juga harus banyak minum air bening. Anaknya Bu RT juga katanya terkena campak, terus tetangga di ujung, anaknya cacar semua," sela Ibu membuat Bona dan Bian ikut prihatin mendengarnya.
"Iya, Bu. Oh iya, di sekolah juga kayaknya lagi banyak yang sakit. Hari pertama Bona sekolah, masih belum apalagi kan, itu hari lomba cerdas cermat, jadi anak-anak masih pada penasaran. Tapi tadi— sebelas orang yang nggak masuk. Di kelas cuma tinggal dua belas orang," kata Bona datar.
"Wah, kalau begitu, Bona harus lebih waspada. Perkuat imunitas tubuhnya, ya!" ajak Ibu pada Bona dan sekaligus juga Bian.
"Kelas jadi sepi, Bu. Nggak semangat belajar," keluh Bona tidak seperti biasanya.
Tentu saja kelasnya sepi.
Baca Juga: Cerpen Anak Seri Bona: Sedihnya Melihat Pengorbanan Ade Irma Nasution Akibat Peristiwa G30S PKI
Sahabat-sahabat dekatnya hampir tumbang semua karena wabah campak di sekolah.
Padahal bulan Agustus kemarin adalah bulan imunisasi, tetapi mungkin wabah sudah mendahului.
Sehingga sebelum imunisasi dilaksanakan, anak-anak sudah banyak yang tidak sekolah, termasuk Bona.
Keesokan harinya, di kelas 5A bertambah lagi dua orang yang tidak masuk sekolah.
Sehingga jumlah siswa yang sakit menjadi tiga belas orang.