Cerpen di Masa Pergerakan: HOS Cokroaminoto, Raja Jawa Tanpa Mahkota yang Memimpin Pergerakan Sarekat Islam

Photo Author
- Selasa, 15 Agustus 2023 | 10:10 WIB
Gambar ilustrasi HOS Cokroaminoto Pemimpin Sarekat Islam Berpidato (GENMUSLIM.id/Pixabay/Mohammed Hasan)
Gambar ilustrasi HOS Cokroaminoto Pemimpin Sarekat Islam Berpidato (GENMUSLIM.id/Pixabay/Mohammed Hasan)

GENMUSLIM.id- Suasana pagi yang cerah pada awal abad 20, HOS Cokroaminoto bersiap ke Kota Surabaya untuk menghadiri Kongres Sarekat Islam

Wajah HOS Cokroaminoto tampak berbinar, yang menunjukan sikap optimis mengenai masa depan negeri ini yang bisa lepas dari penjajahan.

Gelak tawa HOS Cokroaminoto yang lepas, menunjukan harapan indah mengenai peran Sarekat Islam dalam membangun masa depan negerinya yang ingin menyudahi penindasan kolonial Belanda. 

Detak jantungnya yang berdebar lebih kencang dari biasanya, seolah-olah ingin menggambarkan, masa depan yang indah, harus melewati rintangan yang penuh luka dan duka.

Baca Juga: Cara Rasulullah SAW Mengatasi Cemas: Pelajaran Berharga dari Sejarah Islam

Sesekali, HOS Cokroaminoto harus menghela nafas panjangnya, agar tekanan, cita-cita,  harapan, sekaligus beban yang dipikulnya bisa sedikit ringan. 

Segala perasaan campur aduk di dalam benaknya, tentang harapan dan tantangan, tentang masa depan yang indah dan jalan terjal penuh lika-liku.

Tepat pukul 10.00 WIB, HOS Cokroaminoto membuka rapat dengan pidato yang berapi-api. 

Agar semua peserta kongres tersebut juga merasakan energi positif yang dibawanya. 

Baca Juga: Sering Malas dan Nungguin Mood Dulu Kalau Kerja? Simak 4 Tips Ini Biar Hari-harimu Lebih Produktif

Bahwa di masa depan, kita bisa lepas dari penjajahan, kita bisa lepas dari kontrol dzalim dari penjajahan, kita bisa merdeka.

Dalam pidatonya yang memukau, pria yang dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota oleh temannya ini mengatakan,’Penjajahan Belanda telah membawa sejarah negeri ini di puncak yang sangat tragis dan memilukan, segenap rakyat jelata dipaksa untuk bekerja tanpa upah, segenap anak-anak dan perempuan diangkut untuk dijadikan budak, sungguh memilukan negeriku.’

‘Tapi ingat saudara-saudara, kita berada di pihak kebenaran, dan Allah yang Maha Kuasa selalu berada di pihak kita. Tetaplah berusaha dan berdoa, niscaya Allah menolong kita.’ Setelah dua jam berpidato, adzan dzuhur berkumandang, rapat ditutup dan peserta berduyun-duyun ke masjid.

Baca Juga: Selamat Hari Pramuka! Rangkuman Singkat tentang Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia: Masa Kepanduan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X