“Rumah sakit yang akan kita tuju, apakah sama dengan tempat preman tadi, Pak?” tanya Pak Dedi sedikit cemas.
“Betul, tetapi Bapak tidak perlu khawatir, karena di sana banyak petugas yang berjaga,” jawab sang Polisi Muda.
“Kalau boleh tahu, nama ujang siapa?” tanya Bapak kepada petugas muda itu.
“Nama saya Arjuna, Pak.”
“Nak Arjuna, tolong jujur pada kami, apakah Salima putriku akan ditahan?” tanya Bapak akhirnya.
Pemuda itu sedikit melirik ke spion tengah untuk mengetahui apakah ada rasa takut di wajah gadis itu menunggu jawaban atas pertanyaan sang ayah.
Namun, hanya pantulan wajah tanpa ekspresi melihat jalanan luar yang terlihat olehnya.
“Saya sendiri belum tahu. Tergantung dari perkembangan situasinya. Kita berdoa saja semoga Allah berpihak pada yang benar,” hibur Arjuna.
“Aamiin, mudah-mudahan Allah memaafkan dan membantu putriku agar tidak perlu dipenjara,” gumam Pak Dedi.
Sesampainya di rumah sakit, Salima segera ditindak dan mendapatkan perawatan serius seputar wajah dan kepala, mengecek apakah ada luka dalam atau tidak.
Sementara menunggu hasilnya keluar, mereka menunggu di IGD.
“Pak, Salima minta maaf ya Pak. Kalau nanti Salima benar-benar ditahan, Bapak harus kuat. Jangan sakit,” ujar Salima sambil menggenggam tangan Bapak.