Cerpen Tentang Kehidupan Karya Izzatul Jannah: Perempuan Suamiku

Photo Author
- Selasa, 18 Juli 2023 | 18:02 WIB
Ilustrasi cerpen tema kehidupan berjudul 'Perempuan Suamiku' karya Izzatul Jannah (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay/RiaKartika)
Ilustrasi cerpen tema kehidupan berjudul 'Perempuan Suamiku' karya Izzatul Jannah (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay/RiaKartika)

Ketiga anak laki-lakiku telah berkumpul di samping kanan-kiriku. Ketiganya ikut bertanya-tanya walau hanya melalui pandangan mata.

Saya.. saya.. istri Pak Wijaya,” kata-kata lirih, hampir tak terdengar.

Ha.. appa??”

Kata-kata lirih itu seperti petir yang menggelegar pada hujan lebat yang menyambar-nyambar. Tubuhku yang gigil sebab kematian Wijaya suamiku, terasa semakin lemas.

Kakiku seperti kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhku, ada kegelapan yang tiba-tiba menyergap dari segala penjuru.

Mamah...”
Teriakan si Bungsu yang terakhir kudengar sebelum semuanya gelap.

Ketika perlahan kegelapan tersingkap pada pandang mataku, berintik ungu bercampur keemasan sirna meninggalkan rasa pusing teramat nyeri.

Maka segera kupalingkan pandang mataku pada arah yang lebih terang. Jendela. Di sana kutemui pemandangan yang menyejukkan, sepotong pelangi tumbuh pada sudut jendela, lengkungnya membawa damai pada hatiku yang sesak.

Bu,” panggil seseorang di ujung kaki ranjang tempatku berbaring. Aku menoleh dengan mata yang masih terkerjap, mencoba mengenali suara itu, suara perempuan.

Ketika pupil mataku telah kehilangan serat-serat pendarnya, tercetak jelas pada pandanganku seraut wajah sederhana dengan kerudungnya hijau tua yang membuat kulitnya tampak putih bercahaya, bukan warna hitam seperti ketika ia kutemui di pekuburan.

Ada yang kembali memberat pada jiwaku, ada peperangan yang berkecamuk antara rasio dan emosi, masing-masing dengan tentara yang begitu banyak.

Baca Juga: Tak Bisa Bahasa Arab, Intip Cara Unik Belanja Saat Haji dan Umroh

Pergilah,” sahutku dengan wajah yang berpaling pada sepotong pelangi di kanvas jendela.

Baiklah, Bu, saya rasa saya memang terlalu cepat muncul pada kehidupan ibu. Maafkan saya.

Perempuan itu beranjak dengan kepala terhujam pada bumi. Demikian hingga punggungnya lenyap ditelan pintu kamarku.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Merita Dewi

Sumber: Buku Kumpulan Cerpen Edisi I

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X