“Waalaikumussalam. Eh, Nana-nya udah datang. Gabung sini dulu, Na!” Panggil Mama-nya sambil melambaikan tangan.
Mau tak mau, ia mendekat dengan kepala tertunduk -malu melihat mereka.
“Na, kenalin ini Tante Intan, temennya Mama. Yang itu Om Reza, suaminya Tante Intan.
Dan yang paling ganteng itu Aziz, anak pertama mereka,” Mama menunjuk tamunya satu persatu.
Ia menyalami Tante Intan, dan Om Reza.
Lalu menangkupkan tangannya pada Aziz.
Jangan tanya, Aziz ini adalah mantan pacarnya saat SMA dulu. Dan apa kata Mamanya tadi ? Aziz yang paling ganteng ?
Hatinya tak bisa mengelak pernyataan itu. Ia akui, Aziz memang tampan.
“Saya Nana, Om, Tante,” ujarnya -memperkenalkan diri.
Ya, gadis itu adalah Nana. Ia sengaja tak menyebut Aziz saat memperkenalkan dirinya. Ia yakin, lelaki itu sudah mengenalnya.
Ia menoel-noel lengan Mamanya -memberi isyarat bahwa dirinya ingin segera pergi dari sana.
Namun rupanya, kode itu tak bisa diartikan oleh sang Mama.
“Kau ini kenapa sih, Na? Dari tadi kok tak bisa diam. Malu dikit kek, sama tamu kita tuh,” Mama menatapnya bingung.
Ia menepuk dahinya.