Meski ia mengenakan kacamata, kantong hitam di matanya tetap nampak.
“Na,” panggil sahabatnya, Vina begitu ia masuk ke dalam kelas.
Ia mendongakkan kepalanya.
“Na, astaga Nana! Kau baik-baik saja kan?” Seru Vina -terkejut saat melihat matanya.
“Ya. Lebih baik dari kemarin,” ujarnya singkat.
Vina mengangkat alisnya -tak percaya.
“Bagaimana dengan matamu itu?” Tanya gadis itu khawatir.
“Mataku memang tak baik-baik saja. Tapi, percayalah! Ini jauh lebih baik dari kemarin,” jawab Nana sedikit sebal dengan pertanyaan sahabatnya.
“Baiklah. Apa kau ada masalah dengan kak Aziz?” Tanya sahabatnya pelan.
Oh no! Ya Tuhan! Mengapa nama lelaki itu diungkit-ungkit lagi? “Aish! Aku sudah putus dengannya,” jawabnya ketus.
“Kok bisa?” Vina menatapnya tak percaya.
“Ya, bisalah! Orang idup aja bisa mati,” jawabnya asal.
Vina berdecak kesal mendengar jawabannya.
“Itu kan takdir!”