opini

Seyyed Hossein Nasr tentang Etika, Pemikiran Seorang Peneliti dan Aktivis Produktif

Rabu, 23 Agustus 2023 | 10:00 WIB
Biografi Nasr dan Pemikiran tentang etika dalam Islam (GENMUSLIM.id/dok: mladjak.com/nasr)

GENMUSLIM.id- Pemikiran Seyyed Hossein Nasr dalam etika tidak bisa dipisahkan dari pemikiran-pemikirannya tentang syariah dan gagasannya tentang spiritual dalam Islam.

Hal itu disebabkan etika merupakan bagian dari hukum Ilahi yang mencakup seluruh tingkah laku manusia seseorang yang beragama Islam

Konsep masyarakat plural yang dibangun Nabi dan para sahabatnya di Madinah dan Mekkah disandarkan pada prinsip-prinsip etika yang diajarkan oleh Islam melalui pengajaran Nabi Muhammad sendiri.

Kemuliaan dan keluhuran jiwanya menjadi model sempurna bagi kebaikan paripurna yang dimiliki seorang manusia.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Parfum Mengandung Alkohol Dalam Islam? Ini Pendapat Buya Yahya: Alkohol Itu Najis

Berangkat dari nestapa moralitas yang terjadi pada manusia modern diakibatkan oleh pola pemikiran yang terpisah dari nilai-nilai ketuhanan.

Maka dari itu, Nasr mengajak manusia modern untuk kembali mengenali tradisi dan memeliharanya.

Dikutip GENMUSLIM dari Islam dan Nestapa Manusia Modern, Nasr menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tradisi ialah kembali kepada syariah sebagai hukum Ilahi.

Peradaban barat yang telah memisahkan nilai-nilai ketuhanan, menjadikan banyak dari masyarakat modern hari ini, nyaris tidak pernah mampu mencapai kebahagian spiritual yang hakiki.

Baca Juga: Hukum Wanita Muslimah Mengenakan Kaos Kaki, Benarkah Kaki Termasuk Aurat? Ini Pendapat Para Ulama

Nasr menawarkan menilai persoalan ini dengan melihat bahwa setidaknya terdapat dua persoalan yang penting menyangkut etika ini, yang harus dituntaskan.

Pertama yaitu masalah penafsiran terhadap perintah atau hukum yang termuat di dalam wahyu, sudut pandang manusia yang membuat penafsiran selalu berpotensi untuk keliru.

Oleh karenanya, menurut Nasr moral dapat berfungsi untuk meninjau kembali pandangan-pandangan agama yang tidak dibangun oleh argumen yang kuat.

Sebab, pandangan seseorang terhadap agama yang diyakininya, boleh jadi merupakan pendapat satu aliran teologis atau mazhab hukum tertentu.

Halaman:

Tags

Terkini