Dengan memahami konsep kiamat dan kehidupan setelah mati, kita mulai menyadari bahwa ujung dalam konteks Islam,
Bukan hanya berkenaan dengan ruang fisik alam semesta, tetapi juga berkaitan dengan waktu dan kehidupan spiritual.
Hal ini akan menjadi pondasi untuk memahami ujung alam semesta dalam konteks lebih luas.
Dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menyebutkan tentang langit, bintang-bintang, dan planet.
Ini menunjukkan bahwa alam semesta memiliki dimensi ruang yang sangat luas dan kompleks, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Al-Furqan ayat 59:
اَلَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۚ اَلرَّحْمٰنُ فَسْـَٔلْ بِهٖ خَبِيْرًا
Artinya: “(Allah) yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa.
Kemudian, Dia bersemayam di atas ʻArasy. (Dialah) Yang Maha Pengasih. Tanyakanlah (wahai Nabi Muhammad) tentang Dia (Allah) kepada Yang Maha Mengetahui (Allah).”
Dalam ilmu astrofisika, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan akhir dari alam semesta, seperti teori Big Crans dan Multiverse.
Baca Juga: WHO: Ada Bahaya Resiko Tinggi Penyebaran Virus Polio di Seluruh Jalur Gaza, Anak Kecil Jadi Korban
Meskipun teori ini menjelaskan fenomena alam semesta dari sudut pandang ilmiah, tidak ada satupun yang bisa dianggap sebagai penjelasan yang mutlak.
Menurut teori Big Bang, alam semesta berawal dari suatu titik singularitas dan mengembang.
Sejauh ini, tidak ada ilmuwan yang bisa menjelaskan apa yang ada di luar alam semesta atau apa yang terjadi jika kita mencapai ujung alam semesta.