Ingatlah! Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha Berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta alam”.
274) Allah menciptakan alam semesta dalam enam masa yang prosesnya sepanjang sejarah alam semesta, seperti yang dijelaskan dalam surah an-Nāzi‘āt (79): 27‒33.
275) Bersemayam di atas ʻArasy adalah satu sifat Allah yang wajib diimani sesuai dengan keagungan Allah Swt. dan kesucian-Nya.
Dalam ilmu fisika, konsep waktu juga relatif. Menurut teori relatifitas Einstein, waktu bisa berjalan lebih lambat atau lebih cepat, tergantung pada keadaan gravitasi dan kecepatan.
Ini membuka kemungkinan bahwa enam masa dalam Al-Quran bisa diartikan secara berbeda.
Bagi seorang Muslim, alam semesta bukan hanya sekumpulan bintang, planet, dan galaksi.
Tetapi juga sebagai ayat-ayat Allah atau tanda-tanda kekuasaannya, sebagaimana Firman Allah dalam Alquran Surah Ali Imran Ayat 190:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Penelitian astrofisika modern menunjukkan bahwa alam semesta terus-menerus berkembang.
Menurut model inflasi kosmik, awal alam semesta dimulai dari suatu titik yang sangat kecil dan padat, dan mengembang dengan cepat.
Hal ini sejalan dengan ayat Alquran surah al-Anbiya’ ayat 30 yang menyatakan bahwa langit dan bumi awalnya adalah suatu entitas, yang kemudian dipisahkan.
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
