GENMUSLIM.id – Pernikahan islami merupakan momentum yang sangat dinantikan oleh setiap pasangan muslim dalam rangka mengabadikan cinta sejatinya.
Segala persiapan, baik persiapan inti, hingga persiapan teknis sangat tersusun rapi dilakukan oleh kedua individu muslim yang saling mencintai tersebut.
Matangnya persiapan yang dilakukan itu, semata-mata merupakan wujud rasa syukur kepada Allah swt yang telah menakdirkan mereka yang saling mencintai tersebut untuk membangun bahtera rumah tangga yang penuh dengan kebahagiaan.
Prinsip sakinah mawaddah warahmah, ialah tujuan utama dari pencapaian akhir terhadap proses pengabdian cinta yang telah dikomitmenkan bersama.
Harapan itu pun, menjadi capaian yang hendak diraih oleh setiap pasangan pengantin yang mau ataupun sudah melaksanakan pernikahan islami yang disunnahkan oleh ajaran agama.
Berbicara mengenai harapan sakinah, mawaddah, warahmah yang hendak dicapai dari prosesi pernikahan islami yang dilaksanakan, maka sejatinya kita tengah berbicara mengenai penyebab utama dari terwujudnya harapan indah pernikahan islami.
Salah satu penyebab paling inti dari terwujudnya harapan indah pernikahan islami itu, terdapat pada masing-masing individu pasangan pengantin yang menggelar resepsi tersebut.
Keindahan berupa sakinah, mawaddah, warahmah bisa terwujud dalam setiap perjalanan pernikahan, tergantung pada nilai-nilai personal yang ada pada setiap individu pengantin.
Baca Juga: UNRWA : 1,7 Juta Warga Palestina Mengungsi Akibat Perang Israel, Termasuk 600.000 Orang dari Rafah
Jika setiap individu pengantin saling memiliki nilai-nilai karakter personal yang baik, maka unsur-unsur keindahan dalam berumah tangga pasca pernikahan pun akan secara mudah dirasakan. Begitupun sebaliknya.
Hal inilah yang harus menjadi perhatian utama dan pertama bagi setiap personal muslim dalam memilah dan memilih calon pasangan hidup yang hendak menikahinya, agar sakinah, mawaddah serta warahmah itu bisa dimunculkan dalam kehidupan berumah tangga.
Di bagian ini, peran seorang calon suami yang notabene akan menjadi pemimpin dalam kehidupan rumah tangga, haruslah seselektif mungkin dalam menetapkan kriteria calon istri yang hendak ia nikahi.
Sebab, jika tidak demikian, maka bisa jadi hubungan pernikahan yang sarat akan nilai-nilai kebaikan itu tidaklah lantas bisa dirasakan keberkahannya, akibat dari salah memilih makmum rumah tangga.