GENMUSLIM.id – Pada part 1 kita sudah membahas secara detail bagaimana pendapat para ulama mengenai kekeliruan di malam nisfu syaban.
Sebelumnya pun kita sudah membahas bagaimana dalil dan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan terkait malam nisfu syaban
Selain hadis pun ada pula riwayat yang disampaikan beberapa ulama mengenai malam nisfu syaban ini.
Baca Juga: 3 Ide Menu Jualan Takjil Ramadhan Bikin Auto Cuan Buat Persiapan Lebaran! Jangan Lupa Catat Ya!
Nah pada part 2 ini, kita akan melanjutkan beberapa alasan ulama mengenai kekeliruan beberapa kaum muslimin terhadap menyambut malam nisfu syaban ini.
Pendapat beberapa mayoritas ulama yang lebih kuat diimbangi dengan beberapa alasan berikut ini:
Pertama, tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan keutamaan malam nisfu syaban. Bahkan Ibnu Rajab sendiri mengatakan :
“Tidak ada satu dalil pun yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Dan dalil yang ada hanyalah dari beberapa tabi'in yang merupakan fuqoha’ negeri Syam.” (Lathoif Al Ma'arif, 248).
Seorang ulama yang pernah menjabat sebagai Ketua Lajnah Ad Da’imah (komisi fatwa di Saudi Arabia) yaitu Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan :
“Hadits yang menerangkan keutamaan malam nisfu syaban adalah hadits-hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran. Adapun hadits yang menerangkan mengenai keutamaan shalat pada malam nisfu syaban, semuanya adalah berdasarkan hadits palsu (maudhu’). Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh kebanyakan ulama.” (At Tahdzir minal Bida’, 20).
Begitu juga Syaikh Ibnu Baz menjelaskan,
“Hadits dhoif barulah bisa diamalkan dalam masalah ibadah, jika memang terdapat penguat atau pendukung dari hadits yang shahih. Adapun untuk hadits tentang menghidupkan malam nisfu syaban, tidak ada satu dalil shahih pun yang bisa dijadikan penguat untuk hadits yang lemah tadi.” (At Tahdzir minal Bida’, 20)
Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban Dan Apa Amalan Terbaik Yang Dapat Dilakukan Di Bulan Syaban Bagi Umat Islam
Kedua, ulama juga ada yang mengatakan tak apa menghidupkan malam nisfu syaban dan menyebutkan bahwa ada sebagian tabi'in yang menghidupkan malam tersebut, sebenarnya sandaran mereka adalah dari berita Isroiliyat.
Juga orang-orang yang menghidupkan malam nisfu syaban, sandaran mereka adalah dari perbuatan tabi’in. Kami katakan, “Bagaimana mungkin hanya sekedar perkataan tabi'in itu menjadi dalil untuk beramal?” (Lihat Al Bida’ Al Hawliyah, 296)