GENMUSLIM.id- Di dalam sejarah falsafah Islam, nama Ibnu Bajjah bukan nama asing dalam kontestasi pemikiran dan filsafat pada masa kejayaan peradaban Islam.
Selain dikenal berpolemik dengan cendekiawan Islam sekaliber Al Ghazali dalam beberapa poin mengenai gagasan falsafah atau pemikiran Al Ghazali, Ibnu Bajjah juga terkenal menulis dan mengkritik gagasan filsuf Yunani terkenal, yakni Arsitoteles.
Ibnu Bajjah sendiri merupakan cendekiawan Islam yang terkenal akan falsafah dan gagasan besarnya mengenai politik, jiwa, akal dan pengetahuan (epistemologi), materi dan bentuk (wujud), metafisika, akhlak, dan masih banyak lagi.
Namun dalam artikel ini akan membahas pemikiran Ibnu Bajjah tentang jiwa.
Baca Juga: Cerpen Series Angkasa: Sebuah Pesan Rindu Bulan Pada Matahari yang Tersimpan di Balik Sunyi
Di dalam buku Filsafat Agama, Harun Nasution membedah gagasan Ibnu Bajjah mengenai jiwa yang ada di dalam diri manusia.
Konsep mengenai jiwa dalam pandangan Ibnu Bajjah memang tidak serumit dengan filsuf lain, sebab argumentasi Ibnu Bajjah mengenai jiwa merupakan refleksi mendalam dari kehidupan sehari-hari dan disertai pembacaannya yang luas mengenai jiwa.
Bisa dikatakan pula, Ibnu Bajjah seolah-olah gagasannya agar bisa dibaca publik luas kala itu, sehingga dibuatlah tulisan yang sederhana.
Menurut Ibnu Bajjah, jiwa adalah penggerak manusia dalam bertindak dan bergerak, atau bisa diilustrasikan bahwa jiwa merupakan salah satu faktor penggerak manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Sejarah Falsafah Islam, Biografi Sekilas Mengenai Filsuf Muslim Ibnu Rusyd dan Karya-karya Besarnya
Di dalam jiwa manusia sendiri sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Bajjah menggunakan dua alat, yakni jasmani dan rohani
Tubuh baik yang alamiah atau tidak alamiah tersusuan dari materi dan bentuk, yang merupakan perolehan permanen atau kenyataan tubuh.
Kenyataan tubuh dapat bermacam-macam dan memiliki segala hal yang bereksistensi dan dapat melaksanakan fungsinya tanpa harus digerakkan, atau sesuatu yang aktif bila digerakkan, sedangkan di dalam tubuh yang 'tidak alamiah' hanya memiliki penggerak dari luar.
Bentuk tubuh alamiah disebut jiwa, dan alat alamiah adalah pendorong naluri yang terdapat pada setiap makhluk yang berdarah.