Dengan izin-Nya, manusia diberi peluang untuk memahami alam semesta dan menemukan teknologi yang mendukung eksplorasi tersebut.
Bahkan, konsep futuristik seperti quantum leap atau perjalanan antar galaksi yang sering digambarkan dalam film tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam selama dilakukan dengan tujuan yang baik.
Dalam diskusinya, Ustadz Felix Siauw membahas berbagai kemungkinan yang muncul dari eksplorasi luar angkasa.
Misalnya, bagaimana jika manusia mampu tinggal di Mars? Atau bagaimana jika teknologi seperti miniaturisasi manusia, seperti yang digambarkan dalam film “Downsizing,” menjadi kenyataan?
Menurutnya, Islam membuka ruang untuk semua kemungkinan ini selama tetap berada dalam koridor syariat.
Salah satu isu yang kerap ditanyakan adalah bagaimana cara umat Islam melaksanakan ibadah jika mereka tinggal di planet lain.
Menanggapi hal ini, Ustadz Felix Siauw menegaskan bahwa persoalan ini dapat diselesaikan ketika waktunya tiba.
Islam, menurutnya, selalu memberikan solusi untuk setiap tantangan, termasuk tata cara ibadah di luar Bumi.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa manusia sebagai khalifah di muka Bumi memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola alam semesta.
Eksplorasi luar angkasa, menurutnya, adalah salah satu bentuk tanggung jawab tersebut. Selain itu, eksplorasi ini juga memberikan peluang untuk menjawab pertanyaan fundamental tentang asal-usul alam semesta dan peran manusia di dalamnya.
Ustadz Felix Siauw juga menekankan pentingnya kontribusi umat Islam dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Bolehkah Kita Mendesain dan Merancang Kematian Sendiri? Ini Penjelasan dari Ustadz Felix Siauw
Ia mengajak umat Islam untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktif berperan dalam berbagai inovasi teknologi.
Dengan semangat keilmuan yang didasarkan pada iman, umat Islam dapat menjadi pelopor dalam eksplorasi luar angkasa.
